OUR DREAM,
OUR STORY
1. Then the Story is start
Riri berdiri di sebuah ladang rumput yang
cukup luas. Angin sepoi-sepoi dan udara yang sejuk dirasakan oleh Riri. Rasanya
begitu sejuk. Riri menyapukan pandangannya ke segala arah, hanya ada rumput
hijau yang membentang, pohon-pohon serta semak-semak di sekitar situ. Tak ada
mobil-mobil yang memamerkan bunyi klakson mereka, tak ada polusi-polusi yang
keluar dari knalpot kendaraan-kendaraan itu. Rasanya begitu damai. Sesaat mata
Riri terhenti saat melihat ayunan. Ada seseorang yang sedang duduk di sana.
Seorang cowok yang berpostur tinggi, wajahnya cakep, garis wajah yang tegas,
rambutnya yang hitam dan lurus dibiarkan jatuh menutupi sebagian wajahnya
sehingga terkesan cool, dan badannya yang gagah seperti pemain-pemain atletis.
Riri terpesona dibuatnya, sehingga tanpa sadar Riri sama sekali tidak
melepaskan pandangannya dari cowok itu.
Cowok itu mungkin sadar karna terus
dipandangi oleh Riri, cowok itu menoleh ke arah Riri dan seulas senyuman yang
manis ditunjukkan oleh cowok itu. Riri membalas senyuman cowok itu dengan agak
kaku.
“Riri,” cowok itu memanggil Riri.
“Y, ya?” Riri sendiri tidak mengerti
bagaimana bisa cowok itu mengetahui namanya, apa dia mengenal dirinya?
“Riri,” panggil cowok itu lagi. Tapi
sekarang agak aneh. Cuma perasaan Riri atau bagaimana, sepertinya suara cowok
itu jadi berubah mirip dengan suara wanita yang Riri kenal.
“RIRI.. BANGUN!!” teriak Ibunya sambil
mengguncang-guncang tangan Riri karna Riri tidak bangun juga.
Riri tersentak kaget dan segera tersadar
dari tidurnya.
“Mau sampai kapan tidur? Ini hari pertama
kamu masuk SMP setelah MOS kan? Kamu mau terlambat di hari pertama bertemu
dengan teman-teman sekelasmu?” omel ibu Riri sambil membereskan bantal yang
jatuh dari tempat tidur untuk dikembalikan ke tempat tidur kembali.
“Errgh.. iya-iya.. anak lagi enak-enak
ngimpi bagus di bangunin.. hh.. emangnya sekarang jam berapa sih?” Riri bangun
ogah-ogahan sambil melihat jam dinding di kamarnya.
Mata Riri langsung terbuka seutuhnya saat
melihat jarum jam menunjukkan jam berapa saat itu. Jam setengah tujuh kurang
sepuluh menit. Riri langsung bangun dan bergegas untuk mandi. Karna perjalanan
rumah ke sekolahnya kalau naik motor butuh waktu 15 menit sedangkan naik mobil
mungkin 20 menitan. Ini belum Riri siap-siap dan bergiliran mandi dengan ayahnya.
Cewek berkulit sawo matang ini bernama
Anastasia Riri Asteria, dia akrab di panggil dengan Riri. Riri sangat senang
dengan cerita dongeng seperti pangeran dan putri. Dia juga paling suka film
jepang (anime) dan komik jepang (manga). Setiap dongeng-kan selalu menceritakan
adegan romantis antara pangeran dan putri. Pertemuan antara sang pangeran dan
sang putri. Dan cerita selalu di akhiri dengan sang pangeran dan sang putri
yang menikah dan bahagia untuk selama-lamanya. Riri juga sering bermimpi tentang
pangeran dan putri (dan tentunya Riri menjadi sang putri), tapi itu CUMI (baca:
cuman mimpi). Karna sampe sekarang Riri belum juga ketemu sama sang pangeran
idaman.
Akhirnya mobil ayah Riri sampai di depan
gerbang sekolah barunya. SMP Permata adalah sekolah baru Riri. Sekolah ini
tidak terlalu terkenal, karna nilai UAN Riri tidak cukup Riri masuk ke SMP ini.
Pertama memang Riri sangat depresi tetapi akhirnya dia bisa menerima sedikit
demi sedikit dan berjanji dalam hati akan mendapat rangking sepuluh tidak
bahkan tiga besar di kelas dan sekolahnya itu. Sekolah baru, seragam baru dan
Riri juga berharap mendapat teman baru juga.
“Assalamualaikum,” kata Riri sambil mencium
tangan ayahnya.
“Tidak pakai sun pipi lagi?” goda ayahnya.
“Nggak, akukan udah SMP, malu ah yah.. ya
sudah.. hati-hati ya yah,” kata Riri menutup pintu mobil. Setelah di tutup
mobil ayah Riri langsung melesat meninggalkan sekolah baru Riri. Sekarang
tinggalah Riri berdiri di depan gerbang sekolah sambil menatap sekolah barunya.
Dia satu-satunya yang bersekolah di SMP Pertama dari SDnya.
“Yosh,” kata Riri setelah menarik napas dan
berjalan memasuki sekolah barunya itu, menaiki tangga dan berjalan menuju ke
kelas barunya. Dia masuk ke kelas VII-A.
Di sekolahnya ini terdiri dari lima kelas
dari setiap tingkatannya, A sampai dengan E. Saat Riri sudah memasuki kelas
barunya itu, Riri merasa asing karna sepertinya hanya dia sendiri yang tidak
punya teman satu SD di kelas itu. Riri melihat ada seorang cewek mengenakan
kerudung putih, kulitnya hitam tapi manis, cewek itu tingganya memang lebih
kecil dari Riri tapi wajahnya terlihat dewasa. Riri melihat bangku di sebelah
cewek itu masih kosong, lalu Riri menghampiri kursi itu.
“Apa aku boleh duduk di sebelahmu?” tanya
Riri hati-hati sambil tersenyum.
“Oh, tentu saja boleh,” jawab cewek itu
ramah.
“Namaku Riri, kamu siapa?” kata Riri
memperkenalkan dirinya.
“Aku Nila,” kata cewe yang ternyata bernama
Nila ini.
Riri memperhatikan, ternyata dua cewek yang
duduk di depan Nila dan dia memperhatikan dia dan Nila yang sedang saling
memperkenal diri satu sama lain.
“Ng, hai, aku Riri,” kata Riri tersenyum
agak canggung.
“Oh, aku Mei” kata cewe berambut pendek dan
agak bergelombang yang duduk di depan Riri.
“Aku Sari,” kata cewek yang berambut
panjang tetapi di ikat ekor satu yang duduk di depan Nila dan bersebelahan
dengan Mei.
Setelah itu Riri, Nila, Mei dan Sari saling
bercerita satu sama lain. Dari sekolah mana mereka berasal dan sebagainya.
“Eh, Mei.. agamamu apa?” tanya Riri pada
Mei.
“Aku islam, Sari juga islam,” jawab Mei.
“Kalau kamu, agamamu apa Ri?” tanya Nila.
“Aku islam,” jawab Riri.
“Eh, aku kira kamu bukan islam lho, soalnya
wajahmu kayak orang cina,” kata Nila.
Riri hanya tertawa kecil mendengar
pernyataan yang salah tentang dirinya, “Aku orang jawa asli kok, ayah sama
ibuku orang jawa, Cuma.. aku memang tidak bisa bahasa jawa”.
Setelah itu wali kelas VII-A datang dan
membahas apa saja yang harus didiskusikan oleh kelas. Dari pengurus-pengurus
kelas sampai regu piket. Dan tentu saja hari pertama dilewati tanpa ada
pelajaran karna masih perkenalan dengan guru-guru. Begitu juga 3 hari
setelahnya.
***
Sudah satu semester dijalani Riri dengan
sekolah dan kelas barunya. Riri sudah semakin akrab dengan teman-teman barunya
di kelas VII-A itu. Apalagi saat lomba 17an lalu, Riri banyak membantu dalam
menghias kelas dan ikut berpartisipasi dalam lomba pidato bahasa inggris antar
kelas. Sebenarnya Riri juga dipaksa teman-teman sekelasnya untuk ikut lomba
menyanyi antar kelas, tetapi ditolak secara halus dan tegas oleh Riri.
Di lomba pidato bahasa inggris Riri
mendapatkan juara ke-3. Sebenarnya Riri sudah optimis kalah (optimis kalah?),
karna saat membaca pidato itu Riri sangat gugup dan terkadang salah membacanya.
Bahkan saat pembacaan pemenang lomba pidato itu Riri sudah komat-kamit ngomong
kalau dia bakalan kalah. Malahan Riri berniat tidak masuk saat upacara
kemerdekaan Indonesia dan berlanjut dengan pengunguman pemenang lomba.
Beruntung Riri mengurungkan niatnya untuk tidak masuk, coba kalau dia tidak masuk,
saat namanya dipanggil dan dia tidak adakan keliatan banget kalau dia bolos.
Saat ini di kelas VII-A sangat ramai.
Sedang pelajaran kosong karna gurunya ada penataran ke luar kota. Jadi kelas
VII-A kosong selama dua jam pelajaran. Manggil guru? Kayaknya di antara ke 39
anak gak ada yang niat buat manggil guru deh. Mereka terlalu sibuk dengan
kesenangan masing-masing. Anak-anak cowok main bola kertas di belakang. Karna
memang kelas VII-A besar dan memiliki ruang kosong yang cukup lebar untuk main
bola kecil-kecilan di belakang. Yang cewek sibuk mengobrol dan cerita. Dan lain
halnya Riri, Nila, Mei dan Sari. Riri membuat ide untuk menghilangkan
kebosanan. Riri menggambar di kertas yang sobek dari tengah buku. Menggambar
kotak berjumlah seratus dan ada ular, tangga, sumur, roket dan lain-lain. Ya,
Riri memang sedang menggambar papan ular tangga.
Saat bosan Riri mengatakan pada ke tiga
temannya itu untuk melakukan suatu permainan. Tetapi, tak juga muncul ide, dan
mana mungkin mereka membawa permainan ke sekolah. Lalu Riri mempunyai ide untuk
membuat ular tangga sendiri. Dadunya? Dadunya terbuat dari penghapus yang di
potong menjadi kotak lalu di tulis angka di setiap sisinya. Dan Riri mempunyai
dua dadu yang di buat sendiri. Dan untuk tanda mereka, mereka bisa menggunakan
tutup bolpen, kertas, atau yang lainnya sesuka mereka. Jadilah ular-tangga
buatan sendiri. Walaupun gambarnya memang kurang meyakinkan, tetapi cukup seru
kok memainkan ular-tangga hand made itu. Ular-tangga itu juga mudah
disembunyikan, di lipat saja lalu di masukkan ke dalam tempat pensil atau
diselipkan ke sampul buku. Walaupun akhirnya nanti memang jadi agak lecek, tapi
Riri dan ke tiga temannya menikmati saja tuh bermain ular-tangga itu.
Ular-tangga itu menjadi cukup populer saat pelajaran
kosong. Jadi banyak yang ikutan main ular-tangga hand made itu. Dan begitu juga
saat ini. Sangking populernya itu ular-tangga (baca: bukan yang buat lho ya),
sampai-sampai sang pembuatnya ngalah tidak ikut bermain.
Saat Riri sedang duduk sambil melihat
teman-temannya ramai dengan permainan ular-tangga hand made itu, Riri
memutuskan untuk melanjutkan komik buatannya. Yah, selain hobi membaca komik,
Riri juga hobi membuat atau menggambar komik. Saat sedang asik menggambar
komik, seorang cewek yang sedikit lebih tinggi dari Nila tetapi tetap lebih
tinggi Riri, rambut hitam lurus panjangnya di biarkan terurai begitu saja jadi
terlihat tambah manis, cewek yang berpawakan imut dan baby-face itu mendekati
Riri dan melihat Riri yang sedang menggambar dengan asiknya. Karna kaget,
sepontan Riri langsung menutup buku komik buatannya itu.
“Ng, hehe.. gambarku masih jelek, jadi
mendingan jangan lihat deh,” tawa garing Riri sambil terus menutup bukunya.
“Hah? Jelek? Bagus kok, itu juga masih
mendingan kamu bisa gambar, aku aja gak bisa gambar,” jawab cewek itu.
“Ah, nggak.. gambarku masih jelek kok,”
jawab Riri agak malu karna di puji seperti itu.
“Kamu emangnya gambar apa sih?” kata cewek
itu penasaran.
“Aku buat komik.. pernah baca komik?” tanya
Riri membuka pembicaraan.
“Belum pernah,” jawab cewek itu jujur dan
agak polos di wajahnya.
“Mau baca komik buatanku? Tapi gambarku
jelek dan tulisanku agak gak jelas, maaf ya,” kata Riri agak malu.
“Iya, gak papa kok,” kata cewek itu lalu
membaca komik buatan Riri halaman per halaman.
Setelah selesai membaca cewek itu
mengatakan bahwa gambar dan cerita komik buatan Riri bagus.
“Makasih,” kata Riri memasukkan buku komik
buatannya sebelum ada yang melihat. Tapi sepertinya gak akan ada yang lihat,
karna yang lain terlalu ramai memainkan ular-tangga hand made itu.
“Aku penasaran lanjutannya nih, cepetan
lanjutin ya.. nanti kalau udah ada lanjutannya kasih tau aku, aku pingin baca,”
kata cewek itu.
“Haha, iya,” jawab Riri sambil tersenyum
karna agak senang komik buatannya di puji dan bahkan sampai-sampai di bilang
penasaran dengan lanjutan cerita komik buatan Riri itu.
“Ah, oh iya.. namamu siapa ya? Hehe, maaf,
aku belum begitu ingat nama-nama semua teman sekelas,” kata Riri sedikit
hati-hati karna takut menyinggung dan membuat marah cewek itu.
“Namaku Vennesia Megumi, di sini aku di
panggil Megumi..” jawab cewek yang ternyata bernama Megumi itu sambil
tersenyum.
“Oh, kalau aku Riri,” kata Riri
memperkenalkan balik dirinya.
“Aku sudah tau kok,” kata Megumi.
“Eh?”
“Kamu-kan yang ngebantu ngehias kelas
banyak banget en kamu kan yang udh ngebuat kelas kita menang lomba pidato
bahasa inggris,” jelas Megumi.
“Eh, hahaha..” Riri tertawa canggung.
Setelah itu Riri dan Megumi jadi semakin
akrab karna kecelakan gambar komik itu.
Riri menunggu ibunya menjemput sambil jajan
jajanan yang ada di luar sekolah. Kebanyakan temannya bawa sepeda atau naik
bus. Tapi Riri tidak mungkin naik sepeda karna jarak rumahnya yang jauh,
sedangkan naik bus? Tidak ada jalur bus yang melewati rumahnya. Riri gak ambil
pusing kok di bilang anak mama, toh, dia emang anak mama bukan anak sapi. (maaf
deh kalau jayus).
Setelah di jemput dan sampai rumah, Riri
langsung menuju kamarnya yang mungkin lebih parah di banding kapal pecah karna
terlalu berantakan. Siapa yang bilang kamar cewek itu lebih rapi dari pada
kamar cowok. Mendingan jangan percaya deh, karna itu pasti bohong. Coba lihat
deh kamar Riri, meja belajar berserakan kertas dan buku-buku yang sama sekali
tidak di tata, selimut yang di biarkan belum di lipat, tempat tidur belum di
rapikan, rak buku komik yang penuh dengan buku-buku komik yang sama sekali
tidak terlihat akan di tata rapi sebelum dapat omelan dari ayah dan ibu Riri,
tas sekolah yang langsung di letakkan di kursi, gantungan baju yang penuh di gantungkan
jaket, topi, dan tas. Nah kalian bisa bayangkan sendiri seberapa “rapi”nya
kamar cewek yang bernama Riri ini. Nah, sekarang apa kalian masih percaya kalau
kamar cewek itu selalu lebih rapi dari pada kamar cowok? Gak selalu-kan? Inilah
contoh nyata.
Setelah sholat dzuhur Riri memutuskan untuk
tidur siang karna memang hari ini guru lesnya tidak bisa datang. Dulu sewaktu
dia di SD, jangankan bisa tidur, dia saja tidak pulang ke rumah. Karna, SD
kelas empat sampai enam pulang jam setengah empat setelah sholat ashar. SD Riri
memang SD islam. Setelah itu, Riri langsung berangkat les, dan kira-kira baru
sampai rumah jam setengah tujuh. Dan kalau memang ada latihan band, dia mungkin
bahkan akan baru pulang pukul delapan atau sembilan malam. Dulu Riri memang
mempunyai band, tetapi sekarang sudah tidak lagi karna susah berkonikasi karna
berbeda sekolah. Band itu terdiri dari 5 anggota cewek, satu penyanyi, satu
gitaris, satu drumer, satu bassis, dan satu pianis. Dan Riri mendapat peran
sebagai pianis. Nama band yang sekarang sudah tidak aktif lagi itu adalah, THE
GIRLS.
Riri memakai headset dari handphonenya.
Langsung terdengar lagu Love Story -nya Taylor Swift. Dan Riri
bersandung lirih mengikuti lagu itu.
We
were both young when I first saw you
I close my eyes
And the flashback starts
I'm standing there
On a balcony in summer air
See the lights
See the party, the ball gowns
I see you make your way through the crowd
And say hello, little did I know
That you were Romeo, you were throwing pebbles
And my daddy said stay away from Juliet
And I was crying on the staircase
Begging you please don't go, and I said
Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes
So I sneak out to the garden to see you
We keep quiet 'cause we're dead if they knew
So close your eyes
Escape this town for a little while
'Cause you were Romeo, I was a scarlet letter
And my daddy said stay away from Juliet
But you were everything to me
I was begging you please don't go and I said
Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes
Romeo save me, they try to tell me how to feel
This love is difficult, but it's real
Don't be afraid, we'll make it out of this mess
It's a love story baby just say yes
Oh oh
I got tired of waiting
Wondering if you were ever coming around
My faith in you is fading
When I met you on the outskirts of town, and I said
Romeo save me I've been feeling so alone
I keep waiting for you but you never come
Is this in my head? I don't know what to think
He knelt to the ground and pulled out a ring
And said, marry me Juliet
You'll never have to be alone
I love you and that's all I really know
I talked to your dad, go pick out a white dress
It's a love story baby just say yes
I close my eyes
And the flashback starts
I'm standing there
On a balcony in summer air
See the lights
See the party, the ball gowns
I see you make your way through the crowd
And say hello, little did I know
That you were Romeo, you were throwing pebbles
And my daddy said stay away from Juliet
And I was crying on the staircase
Begging you please don't go, and I said
Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes
So I sneak out to the garden to see you
We keep quiet 'cause we're dead if they knew
So close your eyes
Escape this town for a little while
'Cause you were Romeo, I was a scarlet letter
And my daddy said stay away from Juliet
But you were everything to me
I was begging you please don't go and I said
Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes
Romeo save me, they try to tell me how to feel
This love is difficult, but it's real
Don't be afraid, we'll make it out of this mess
It's a love story baby just say yes
Oh oh
I got tired of waiting
Wondering if you were ever coming around
My faith in you is fading
When I met you on the outskirts of town, and I said
Romeo save me I've been feeling so alone
I keep waiting for you but you never come
Is this in my head? I don't know what to think
He knelt to the ground and pulled out a ring
And said, marry me Juliet
You'll never have to be alone
I love you and that's all I really know
I talked to your dad, go pick out a white dress
It's a love story baby just say yes
Karna lagu itu selalu mirip dengan cerita
pangeran dan putri yang di sukai oleh Riri. Lima menit kemudian setelah lagu
itu di putar habis, dia pun terlelap.
2. More and more friends...
Hari ini adalah hari yang paling di tunggu
oleh murid-murid SMP Permata. Serasa suara detik jam terdengar begitu kencang.
Seluruh kelas berwajah serius berpikir dan tidak ada satupun yang mengobrol
kecuali dua guru yang mengawasi di depan kelas. Lalu terdengar bunyi bel.
Akhirnya! Ujian yang dilalui selama
seminggu ini berakhir juga! Fiuh....!! Semua beban berat serasa hilang
mendengar bel penyelamat itu.
Anak-anak langsung berlarian keluar sibuk
merencenakan “penyembuhan setelah ujian”. Setelah ujian ini selesai maka akan
ada kenaikan kelas karna ini memang ujian semester dua. Tinggal menunggu
liburan dan akan masuk lagi ke tingkat yang lebih tinggi.
“Hei Ri, liburan mau kemana?” tanya Ken
teman sekelas Riri.
“Halah, belum juga libur udah nanya mau
liburan ke mana.. mikirin nanti remidi pa nggak dulu dong..” jawab Riri sambil
membereskan barangnya di tas dan membawa tasnya.
“Yah, gak papa dong.. lagian kamu gak mungkin
remidilah..” kata Ken sekenanya.
“Belum tentu juga kok.. aku gak kemana-mana
liburan ini kayaknya.. mau bersemedi di rumah aja..” jawab Riri sedikit
bercanda.
Liburan kenaikan kelas yang menempuh waktu
tiga minggu sudah berakhir dan pelajaran sudah dimulai. Riri masuk ke kelas
yang berbeda dari Nila, Mei, Sari dan Megumi. Dia masuk ke kelas VIII-C.
Dan Riri membuat ide untuk membuka
persewaan komik secara tersembunyi. Pertama hanya di kelas sendiri, lalu
menyebar sampai ke kelas yang lain. Dan Riri menjadi akrab dengan Yuna. Dia
anak dari kelas VIII-E, sekelas dengan Nila dan Megumi. Dia yang paling sering
menyewa komik Riri. Dan mereka berdua menjadi cocok karna sesama menyukai
mangan dan anime. Dan entah kenapa Megumi juga ikut ketularan suka banget sama
komik.
Salah satu komik yang paling di gemari
Riri, Megumi dan Yuna adalah yang berjudul Alice Academy atau dalam
bahasa Jepangnya Gakuen Alice. Setelah semester satu Riri baru tau kalau
Yuna pintar sekali, khusunya di bidang Matematika. Dia rangking satu pararel di
sekolah. Sedangkan Riri kadang rangking dua pararel bahkan sampai parahnya
rangking empat pararel.
Setelah semester satu berakhir, OSIS
angkatan Riri merencanakan akan mengadakan Pensi (baca: Pentas Siswa). Karna
memang ketua osis angkatan Riri adalah Yuko, teman sekelas Riri. Dan hari ini
akan diadakan.
Riri senang-senang saja, jadi dia datang
agak pagi ke sekolah. Saat baru saja memasuki sekolah tiba-tiba saja Riri di
berhentikan oleh Roy dan Nita, anggota osis sekaligus teman Riri.
“Ri, kamu jadi MC ya?” kata Nita.
“Eh? Kok mendadak?” jawab Riri cukup kaget
karna tiba-tiba saja Nita memintanya jadi MC padahal acaranya tinggal beberapa
jam lagi dan Riri sama sekali belum latian dan sama sekali tidak tau acara apa
saja yang akan diadakan.
“Yah, plis ya Ri.. yang kemaren mau jadi MC
gak bisa soalnya nanti juga ikut tampil..” kata Nita lagi.
“Tapi..” kata Riri ragu.
“Ayolah, gak papa kan Ri, itung-itung buat
pengalaman.. nanti dibantu panitia dari belakang kok..” kata Roy ikut membujuk
Riri.
“Iya deh aku mau.. tapi nanti resikonya
tanggungan kalian sendiri lho ya..” kata Riri.
“Nah, gitu dong Ri.. nih rompinya..” Nita
menyerahkan rompi pada Riri. Dan Riri langsung memakai rompi itu. Memang semua
panitia memakai rompi dan MC juga dianggap panitia walaupun Riri tidak ikut
osis.
“Lho? Kok dua?” kata Riri bingung karna di
beri rompi dua.
“Satunya buat pasanganmu MC nanti.. kita
belum nemuin.. kalo kamu mau sendiri nanti tinggal balikin rompinya ke kita
kok..” kata Roy nyengir.
“Heeh.. jadi pasangannya juga belum di
cari?” kata Riri pura-pura emosi.
“Belum.. hehe..” Nita ikut-ikutan nyengir.
“Iya deh aku cari..” kata Riri menyerah
menghadapi kedua orang di depannya itu.
“Kita ke sana dulu ya Ri? Mau ngurus yang
laen..” kata Roy menunjuk ke arah kelas yang ramai.
“Iya deh iya.. sono..” Riri mengusir halus.
Siapa coba yang mau aku jadiin pasangan MC
dadakan? Batin Riri.
Riri lalu mendapatkan ide untuk mengajak
Megumi menjadi teman untuk membawakan acara Pensi hari ini. Riri langsung
bergegas menuju ke kelas Megumi. Masuk-masuk kelas Riri celingukan nyari
Megumi.
“Eh, Nila.. Megumi udah dateng belum?”
tanya Riri begitu melihat Nila.
“Megumi udah dateng, tapi..” jawab Nila.
“Tapi?” tanya Riri tidak mengerti.
Nila hanya menggunakan bahasa isyarat
dengan mengarahkan matanya ke seorang cewek yang sedekap di mejanya dan
sepertinya sedang menangis. Dan Riri langsung mngerti kalau itu adalah Megumi.
Riri menghampiri Megumi dan bertanya pada Miki, teman sekelas Megumi yang
sedang duduk di sebelah Megumi mencoba menenangkan Megumi.
“Kenapa?” bisik Riri pada Miki.
“Gak tau, kayaknya gara-gara cowoknya
ngediemin dia atau gimana gitu..” bisik Miki dengan suara yang tidak kalah
pelan agar Megumi tidak mendengar percakapannya dengan Riri.
“Hei Megumi.. kamu tu kenapa?” kata Riri
sekarang bertanya langsung pada Megumi.
Megumi tidak menjawab dan tetap melanjutkan
acara nangisnya.
“Gara-gara cowok? Ngapain cowok yang gak
jelas itu kamu tangisin? Aku gak tau sih apa masalahmu sama cowok itu, tapi gak
perlu deh kamu nangisin satu cowok.. perjalanan kita masih panjang.. cowok di
dunia ini juga gak cuman satu kok..” kata Riri dengan berapi-api.
Sepertinya Riri mengambil perhatian Megumi
sehingga Megumi memandang Riri walaupun tetap tidak bicara sepatah kata pun
untuk membalas Riri.
“Kamu gak tau rasanya..” jawab Megumi
lemah, dan mengalihkan pandangannya dari Riri.
“Aku memang gak tau rasanya.. tapi, ngapain
coba kamu nangis? Apa air matamu bakalan ngebalikin semua ke adaan menjadi
lebih baik? Nggak-kan?!” jawab Riri dengan yakin.
“Tapi aku gak percaya kenapa dia jadi kayak
gitu.. padahal aku sayang dia..” kata Megumi masih mengalihkan pandangannya.
“Cowok emang nyebelin..” gumam Riri sangat
pelan.
“Gimana kalo kamu nyoba ngelupain itu
dengan cara kerja..” kata Riri.
“Kerja?!” jawab Megumi bingung.
“Yah, jadi MC bareng sama aku.. mau gak?
Siapa tau dengan melakukan sesuatu suasana hatimu juga bakalan sedikit berubah
dan lupa ma tuh cowok..” kata Riri.
Megumi tidak menjawab dan hanya menatap
Riri sambil berfikir.
“Gimana?” kata Riri menyodorkan rompi ke
Megumi.
Megumi masih diam tidak menjawab, sedang
mempertimbangkan tawaran Riri untuk membawakan acara pensi hari itu bersama
dengannya.
“Mau tidak? Kalau tidak mau, tidak apa-apa
sih, nanti aku minta yang lainnya buat jadi MC..” Riri menarik kembali rompi
yang dari tadi di sodorkan ke Megumi.
“Iya deh.. aku coba saranmu.. aku mau jadi
MC bareng kamu..” kata Megumi menerima rompi yang di bawakan Riri.
“Nah, gitu dong.. jangan nangis aja..
senyum..” kata Riri sambil menampilkan senyum yang aneh.
Megumi tertawa garing melihat Riri yang
sama sekali gak niat buat senyum itu.
“Sekarang mendingan kamu raup dulu deh di
kamar mandi.. masa’ MC mukanya kusut.. Yuk..” ajak Riri sambil menawarkan
tangannya untuk membantu Megumi untuk berdiri.
“Ya..” jawab Megumi menerima uluran tangan
Riri.
Lalu Riri dan Megumi menjadi MC dadakan
bersama di acara pensi itu. Walaupun Riri dan Megumi mencoba memeriahkan
suasana dengan cara mereka membawakan acara secara berapi-api. Tapi, penontonnya
pada garing. Cucian deh.
Gondok juga sih, yang bawain berapi-api
yang di semangatin malah lemes. Tapi yah, terima aja deh, yang penting have fun
aja. Di akhir acara memang ada Yuko dan Misa yang menampilkan dance modern dan
tradisional yang di bawakan dengan mengenakan busana batik karnifal. Dan acara
terakhir lagu di biarkan menyala dan anak-anak berhamburan untuk menari di
tengah lapangan bersama-sama. Jangan tanya jenis tariannya apa ya, karna udah
pada gak jelas itu tariannya apa, malah gak bentuk mungkin. Yang penting have
fun aja kan.
“Gimana? Agak mendingan-kan? Daripada duduk
diem, sedekep sambil nangis.. malah tambah kepikiran..” kata Riri pada Megumi
yang sedang meneguk minuman.
“Iya, memang agak mendingan sih.. walaupun
gak lupa seutuhnya.. makasih ya, Ri,” kata Megumi sambil tersenyum ke Riri.
“Hehe.. that’s friend are for,” jawab Riri
sambil nyengir.
Megumi cuma senyum menanggapi jawaban dan
sikap Riri.
“Ah, ikutan yuk.. keliatannya asik tuh
nari-nari gak jelas di situ bareng temen-temen,” kata Riri sambil menunjuk ke
arah teman-temannya yang lain yang sedang asiknya menari.
“Mm..” angguk Megumi sambil tersenyum.
Lalu Megumi dan Riri menyusul
teman-temannya dan mengikuti tarian gak jalas, malah ada yang menyanyi sumbang.
Tambah gak jelas aja. Gak papa kan? Have fun aja lage, toh sepertinya guru-guru
juga gak keberatan tuh.
Mendengar lagu yang di putar yang
sepertinya pass banget buat gak berhenti nari juga. Don’t Stop the Music-nya
Rihanna. Semuanya menari mengikuti irama musik itu.
It's
gettin late
I'm making my way over to my favorite place
I gotta get my body moving shake the stress away
I wasn't looking for nobody when you looked my way
Possible candidate (yeah)
Who knew
That you'd be up in here lookin like you do
You're makin' stayin' over here impossible
Baby I must say your aura is incredible
If you dont have to go don't
Do you know what you started
I just came here to party
But now we're rockin on the dancefloor
Acting naughty
Your hands around my waist
Just let the music play
We're hand in hand
Chest to chest
And now we're face to face
I wanna take you away
Lets escape into the music
DJ let it play
I just can't refuse it
Like the way you do this
Keep on rockin to it
Please don't stop the
Please don't stop the music
I'm making my way over to my favorite place
I gotta get my body moving shake the stress away
I wasn't looking for nobody when you looked my way
Possible candidate (yeah)
Who knew
That you'd be up in here lookin like you do
You're makin' stayin' over here impossible
Baby I must say your aura is incredible
If you dont have to go don't
Do you know what you started
I just came here to party
But now we're rockin on the dancefloor
Acting naughty
Your hands around my waist
Just let the music play
We're hand in hand
Chest to chest
And now we're face to face
I wanna take you away
Lets escape into the music
DJ let it play
I just can't refuse it
Like the way you do this
Keep on rockin to it
Please don't stop the
Please don't stop the music
I
wanna take you away
Lets escape into the music
DJ let it play
I just can't refuse it
Like the way you do this
Keep on rocking to it
Please don't stop the
Please don't stop the
Please don't stop the music
Baby are you ready cause its getting close
Don't you feel the passion ready to explode
What goes on between us no one has to know
Semua terlihat begitu menikmati dan senang dengan pensi ini. Dan berakhirlah pensi SMP Pertama hari itu.
Lets escape into the music
DJ let it play
I just can't refuse it
Like the way you do this
Keep on rocking to it
Please don't stop the
Please don't stop the
Please don't stop the music
Baby are you ready cause its getting close
Don't you feel the passion ready to explode
What goes on between us no one has to know
Semua terlihat begitu menikmati dan senang dengan pensi ini. Dan berakhirlah pensi SMP Pertama hari itu.
Ujian semester dua sudah di lewati dengan selamat
(mungkin). Sekarang anak-anak SMP Permata sedang melewati masa liburan.
Sebenarnya akan diadakan acara study tour seminggu setelah penerimaan raport.
Saat ini mungkin anak-anak SMP Permata sedang mempersiapkan untuk study tour
yang akan diadakan sekitar 3 hari lagi.
Riri memang mati-matian deh ngeyakinin
orang tuanya buat ngizinin dia ikut ke acara study tour selama 3 hari yang
menuju kota Bandung itu. Yah, akhirnya diizinin memang. Tapi dengan syarat
harus selalu telpon saat mencapai suatu tujuan atau mau berangkat.
Malah di hari H-nya Riri dibawain bantal
yang gak bisa di bilang kecil. Ya ampun, malu banget deh. Tapi, Riri lama-lama
cuek juga kok. Toh, enak bisa duduk pake bantal empuk.
Bus yang di naiki Riri terdiri dari semua
anggota kelas Vlll-C dan sebagian anggota kelas Vlll-D. Riri duduk bersebelahan
dengan Silvia, anak dari kelas Vlll-D. Silvia bisa berkenalan dengan Riri dan
akrab dengannya karna Silvia juga sering menyewa komik ke Riri. Komik faforit
keduanya pun sama, yaitu The Great Detective Kiyoshiro Yumemizu dan Alice
Academy. Silvia juga hampir mirip dengan Riri, sesama tidak menyukai dandan
dan sama sekali tidak menyukai tampil feminim. Tidak suka pakai rok selain rok
sekolah (itupun terpaksa pakai rok sekolah, karna memang sudah peraturannya).
Saat Yuko teman sekelas Riri sekaligus ketua osis itu mendekati Riri setelah
memakai bedak, Riri langsung bersin. Mungkin karna alergi bedaknya?
Oke, back ke ceritanya. Setelah itu Silvia
dan Riri semakin akrab. Walaupun mereka berbeda kelas tetapi Silvia sering
menghampiri kelas Riri untuk menyewa komik sama seperti Megumi dan Yuna.
Dunia
selalu berputar, manusia di dunia ini akan terus mengalami perputaran.
Jika ada pertemuan maka akan ada
perpisahan.
Karna
itu, kita harus menjaga kenangan kita akan orang-orang yang telah kita temui.
(by
: Tifa Zulfa Yasmin)
3. Insiden Pindah Kelas
“Selamat pagi anak-anak.. mulai hari ini
kalian akan duduk di kelas lX-A, dan saya sebagai wali kelas kalian selama satu
tahun ke depan.. saya dan guru-guru di sini adalah sebagai orang tua kalian di
sekolah.. kita ini adalah satu keluarga.. keluarga besar SMP Negeri 11, dan
pastinya di kelas ini kita adalah satu keluarga.. karna itu, jika ada masalah
tolong di diskusikan bersama, dan jika masalah itu tidak bisa di selesaikan
kalian bisa memanggil saya..” ucap panjang lebar Bu Rosi wali kelas lX-A.
Riri dan kawan-kawan sudah duduk di kelas
lX sekarang. Karna sistem di sekolah teman-teman sekelas lX adalah teman-teman
yang sama dengan kelas Vll yang dulu.
Riri tidak duduk bersebelahan dengan Nila
lagi, tapi dia duduk bersebelahan dengan Megumi. Nila duduk bersebelahan dengan
Lisa. Lisa dulu juga satu kelas dengan Riri dari kelas Vll sampai kelas lX ini.
Oh iya, ada juga yang satu kelas dengan Riri dari kelas Vll sampai kelas lX ini
juga. Namanya juga Lisa. Kalau Lisa yang sekarang duduk bersebelahan dengan
Nila itu nama panjangnya Lisa Widiawati. Sedangkan Lisa yang satunya namanya
Lisa Listiana Dewi. Jadi Lisa yang satunya kita panggil Lilis.
Lisa sering di ejek dan di kerjain oleh
Wipra dan Feno TABLOK (tampang bloon) ato TABLOIT (Tampang bloon idiot). Kasian
juga sih. Yang paling sering itu Wipra, teman sekelas kita di kelas Vll dan
kelas lX ini. Tubuhnya lumayan tinggi tapi kurus banget. Kulitnya sawo matang
dan rambutnya keriting. Sedangkan Feno juga teman sekelas kami di kelas Vll dan
lX. Kebalikan dari Wipra, Feno bertubuh pendek dan kulitnya hitam. Gak gemuk
tapi juga gak kurus. Yah standart tapi gak sekurus Wipra.
Sedangkan Lilis saat kelas Vlll adalah
teman sebangku Riri. Dulu mereka sering sharing tentang pelajaran. Dan Riri
sering meminjam catatan Lilis juga, karna terkadang dia malas mencatat. Lilis
juga suka menyewa komik pada Riri. Lilis suka komik yang serial cantik dan
tentang cinta. Salah satu komik faforitnya adalah yang berjudul KISS-KISS.
Flash back selesai, balik lagi ke cerita. Megumi
dan Riri cukup akrab, di pelajaran juga sepertinya mereka yang paling aktif
menjawab pertanyaan guru. Tetapi terkadang mereka juga tidak luput dari teguran
guru karna keseringan mengobrol saat pelajaran. Gak papa kan? Yang penting saat
di tanya mereka bisa menjawab, pe-er dan tugas selalu di kerjakan, dan ulangan
nilai gak jelek-jelek amat.
Pertama Riri di tunjuk untuk menjadi ketua
kelas, tapi Riri langsung menolak, karna ibunya tidak mengizinkan dia menjadi
pengurus kelas apalagi mengikuti osis. Sebenarnya dulu dia ingin mengikuti
organisasi sekolah itu, tapi di larang oleh ibunya dengan alasan hanya akan
mengganggu belajar dan sama sekali tidak menunjang pelajaran, akhirnya Riri
mengurungkan keinginannya dan mengikuti ekskul bahasa inggris yang akhirnya
tidak pernah di datangi Riri itu.
Akhirnya karna terus di paksa, Riri
terpaksa menjadi Sie Keindahan. Sebenarnya dia ingin menolak lagi, tapi tidak
enak, karna tadi dia sudah menolak untuk menjadi ketua kelas.
Saat acara menghias kelas Riri juga
habis-habisan membantu untuk menghias, sampai membuat gambar-gambar chibi untuk
hiasannya. Walaupun akhirnya tidak menang karna waktu menghiasnya tidak cukup
tapi mereka cukup puas dengan keadaan kelas mereka itu.
Hari ini sedang pelajaran kosong karna
gurunya sedang rapat. Anak-anak di kelas lX-A pun sibuk dengan urusannya
masing-masing.
“Boseeeeen.... maen apa gitu yuk....” keluh
Riri.
“Hla mau maen apa?” tanya Megumi heran
melihat keluhan Riri.
“Apa aja deh....” kata Riri.
“Gimana kalo maen ular tangga? Aku bawa
hloo..” kata Mei mengeluarkan kertas lecek dari tempat pesilnya. Ternyata itu
adalah ular tangga hand made buatan Riri sewaktu masih di kelas Vll dulu.
“Masih kamu simpen Mei???” tanya Riri gak
percaya melihat kertas lecek itu.
“Hehe, kan dulu kamu yang nyuruh aku
nyimpen..” kata Mei cengengesan.
“Ckckck, yo masih di simpen..” timpal Lilis
yang duduk di sebelah Mei.
“Udah gak bentuk kertas ya? Hahaha..” kata
Megumi.
“Barang langka ini, harus di museumkan..”
kata Riri bercanda dan tertawa sambil memegang ujung kertas itu.
“Nila, lihat deh.. ular tangga jaman
purbakala masih ada lho.. main yuk..” Riri memberi tahu Nila sambil tertawa
melihat ular tangga yang sudah rapuh itu.
Lalu mereka bermain ular tangga hand made
jaman purbakala itu (namanya tambah panjang -.-‘). Tapi walaupun sudah lecek
dan bisa sobek kalau tidak berhati-hati, tapi mereka senang karna merasa
seperti bernostalgia jaman kelas Vll dulu.
Pagi ini seperti biasa Riri diantar oleh
ibunya untuk menuju sekolah. Hari ini Riri datang lebih siang karna seperti
biasa sangat susah untuk di bangunkan. Hari yang seperti biasa. Sampai Riri
masuk ke kelasnya dan melihat ada teman-temannya yang sedang menangis. Termasuk
Megumi teman sebangkunya.
“Lho? Kenapa ini?” tanya Riri bingung,
karna baru saja dia datang di kelasnya sudah ada isak tangis teman-teman
ceweknya.
“Gini lho Ri, katanya sebagian anak pada
mau di pindah ke kelas lX-C. Nah, anak-anak pada gak mau..” kata Lilis
menjelaskan.
“Emangnya kenapa kok pake pindah-pindahan
segala?” tanya Riri lagi pada Lilis.
“Gak tau..” jawab Lilis sambil
mengangangkat bahunya menandakan dia tidak tahu alasannya.
“Emangnya siapa aja yang di pindah?” tanya
Riri lagi.
“Itu.. di pasang di sana..” sambung Lisa
sambil menunjuk kertas yang di tempel pada tembok di sebelah mading kelas
mereka.
Riri lalu langsung melihat siapa saja yang
akan di pindah dari kelas mereka ini ke kelas lX-C. Kira-kira ada 3 anak cewek
yang di pindah ke sana. Termasuk Megumi.
“Hh..” desah Riri.
Lalu Riri mendekati Megumi, “Meg, udahlah..
ngapain nangis? Gak akan ngerubah apapunkan?”
“Tapi aku gak mau di pindah!! Enak aja, kan
janjinya anak-anak bakalan sekelas lagi sama temen-temen yang di kelas Vll
dulu.. kok seenaknya mindah-mindah aku gitu?! Aku kan gak mau!! Kalau mereka
tetep maksa sepihak gitu aku mau ngajak mamahku ke sini sekalian buat ngomong
ma guru-guru yang sepihak itu!!” jawab Megumi panjang lebar penuh emosi sambil
sesengukan nangis.
“Ya udah yo.. yang penting sekarang kita
tanya guru-guru dulu aja, kok tiba-tiba mindah gitu aja..” kata Riri berusaha
menenangkan.
Lalu Riri membawa Megumi ke tempat wakil
kepala sekolah mereka di ruang guru khusus untuk protes dan menanyakan alasan
pindah kelas itu. Di sana ada wakil kepala sekolah mereka Pak Han, guru bahasa
inggris mereka Pak Tono dan guru matematika mereka sewaktu kelas Vlll, Bu Ines.
Riri dan Megumi langsung dipersilahkan
duduk. Karna Megumi masih sesengukan nangis, Riri yang menanyakan alasan kenapa
kok tiba-tiba ada acara pindah-memindah ini.
“Begini lho Riri, Dikpora itu baru memberi
tahu banwa satu kelas tidak boleh satu agama saja.. jadi kami pindah sebagian
anak.. tidak hanya kelasmu saja..” jelas Pak Han.
“Tapi pak, kenapa baru sekarang? Kenapa
tidak sewaktu kita kenaikan kelas itu kelasnya mulai di atur kembali? Kalau
begini kan anak-anak sudah terlanjur akrab dengan teman sekelasnya, jelas saja
mereka tidak mau di pindah..” kata Riri.
“Itu karna insiden baru-baru ini..” kata
Pak Tono berusaha menjawab pertanyaan Riri.
Riri berpikir dan berusaha mengingat-ingat.
Memang akhir-akhir ini ada teroris yang terdiri dari sekumpulan orang islam
mengebom di mana-mana.
Sementara Riri berpikir Megumi masih protes
kepada guru-guru yang ada di sana.
“Pak, kalau boleh saya tahu.. siapa saja
yang di pindah ya pak?” tanya Riri.
Lalu Pak Tono menunjukkan daftar
murid-murid yang di pindah dan akan di ganti dengan siapa. Riri melihat Yuna
dari kelas lX-E juga akan di pindah ke kelas lX-C. Lalu Yuna berpikir, jadi
kelas lX-C itu kelasnya anak-anak pintar dong.
Megumi dan guru-guru di sana masih saling
berdebat, bahkan Megumi nangis sambil emosi debatnya, sampai-sampai pakai
ancaman segala. Guru-guru berusaha dengan sabar menanggapi protes Megumi.
“Kalau begitu, kalau kamu bisa menemukan
teman sekelas kamu yang mau kamu ajak bertukar, ya tidak apa-apa.. lagipula
kamu kan masih bisa bertemu teman-temanmu di waktu jam istirahat.. kamu tidak
di pindah sekolah, hanya di pindah kelas saja!! Masa’ di pelajaran kamu juga
mau mengobrol dengan teman-temanmu?” kata Bu Ines.
“Mana ada bu?! Kami kan sudah akrab.. mana
ada yang mau aku ajak bertukar? Ya, bukan begitu bu.. tapikan suasananya lain,
bu!! Bukan masalah mengobrol!!” jawab Megumi sambil emosi yang agak di tahan.
Suasana masih memanas antara Megumi dan Bu
Ines dan terkadang ditimpali oleh Pak Han dan Pak Tono. Anak-anak dari kelas
lainpun banyak yang ke kantor guru khusus ini untuk melaporkan teman-teman
mereka yang juga menangis karna tak ingin di pindah. Riri hanya diam saja
melihat aksi perdebatan Megumi vs Bu Ines.
“Bu, tadi ibu bilang kalau Megumi bisa
menemukan pengganti yang mau dipindah Megumi tidak jadi di pindah kan bu?”
tanya Riri kemudian yang melihat aksi perdebatan itu dan tidak tahan melihat
Megumi yang terus menangis dan emosi.
“Iya..” jawab Bu Ines singkat.
“Kalau gitu saya mau menggantikan Megumi
untuk pindah deh bu..” kata Riri akhirnya.
“Gak mau!! Kenapa kamu yang harus pindah
Ri?! Aku gak mau!!” tolak Megumi setelah sedikit terkejut dengan keputusan yang
diutarakan Riri tadi.
“Loh? Tadi katanya gak ada yang mau di
suruh gantian pindah? Sekarang ada yang menawarkan diri kok kamunya malah gak
mau?!” timpal Pak Tono.
“Gak papa-lah Meg.. aku gak papa kok
pindah.. lagian habis gitukan kamu gak jadi pindah terus tetep ada di kelas
lX-A bareng temen-temen.. gak usah nangis lagi.. aku cepet beradaptasi kok..”
kata Riri sambil tersenyum ke arah Megumi, walaupun sebenarnya itu adalah
keputusan yang agak berat yang di ambil Riri, karna dia juga terlanjur akrab
dengan teman-teman sekelasnya itu dan tidak begitu yakin akan bisa cepat
beradaptasi di kelas barunya itu.
“Tapi Ri..” jawab Megumi berusaha mencegah
keputusan Riri itu.
“Udahlah.. aku gak papa.. itung-itung aku
mau ngasah kemampuanku di kelas itu.. kayaknya orangnya pinter-pinter.. Yuna
aja di pindah ke situ..” jawab Riri jujur sambil tetap tersenyum ke arah
Megumi.
“Tapi aku gak mau pindah itu soalnya ada
kamu di kelas lX-A!!” jawab Megumi agak emosi.
“Megu..” kata Riri.
“Aku gak mau pindah soalnya aku gak sekelas
sama kamu.. tapi kalau kamunya malah pindah ngegantiin aku ya sama aja!!” kata
Megumi masih agak emosi ke Riri.
Riri diam melihat Megumi yang menatapnya
sungguh-sungguh dan agak emosi seperti ingin melahap Riri kalau Riri tidak
mengganti keputusannya. Riri berpikir bagaimana cara untuk menyelesaikan
masalah ini.
“Kalau gitu, kamu ikutan pindah aja sama
aku.. biar aku ngegantiin Tessa buat pindah.. semuanya sama-sama seneng-kan?”
kata Riri tiba-tiba langsung terpikir sebuah ide.
Megumi terdiam mendengar ide yang di
sampaikan Riri.
“Gak apa-apa kan? Di sana kelihatan banyak
yang pinter, jadi kita bisa ngelatih kemampuan kita.. lagian itung-itung kita
juga ngebantuin Tessa kok.. tapi kalau kamu gak mau, ya udah.. aku aja yang
ngegantiin Tessa..” kata Riri.
Megumi masih terdiam, sebenarnya Megumi
setuju dengan ide Riri, tapi mungkin agak gengsi.
“Gimana Meg? Mau gak? Kalau gak mau ya udah
deh.. Pak Tono, aku ngegantiin Tessa deh pak..” kata Riri.
“Iya deh iya.. aku pindah bareng kamu!!”
jawab Megumi agak malu.
Riri langsung nyengir mendengar jawaban dan
keputusan Megumi.
“Nah gitu dong..” kata Riri masih nyengir
kuda.
“Udah jangan nangis lagi..” kata BU Ines
agak menggoda Megumi.
Lalu Riri dan Megumi kembali ke kelas dan
menyampaikan ke Tessa bahwa Riri akan menggantikannya untuk pindah dan Megumi
tetap ikut bersamanya untuk pindah ke kelas lX-C.
“Kok kamu jadi ikutan pindah sih Ri..” kata
Wipra.
“Yah, mau gimana lagi.. kan aku mencoba
memperbaik keadaan dikit.. itung-itung sekalian nemenin Megu gitu..” jelas
Riri.
“Tapi kita kan juga gak mau kamu ikutan
pindah..” kata Lilis.
“Kalau gak ada kamu kan gak rame Ri..” kata
Lisa.
“Ngapain juga ada acara pindah-pindahan
gini..” kata Feno nimpali.
“Kalian segitu gak pengennya aku pergi ya?
Takut kangen ya kalo aku pergi? Tenang deh, aku bakalan sering-sering
mengunjungi kalian..” kata Riri sambil nampilin wajah sok sedih dan terharu.
“Jaaaah.. gak jadi deh.. pergi sono..” kata
Wipra.
“Kamu itu ngerusak suasana haru gini aja..”
kata Lisa.
“Narsisnya kumat deh..” kata Nila.
“Riri.. Riri..” kata Mei sambil heran
melihat kepedeannya Riri.
Riri dan teman-temannya termasuk Megumi
tertawa bersama dan melupakan insiden di hari itu. Acara tangis-menangis di
sekolahan pun juga membaik di kelas lX-A itu.
Waktu..
terus berpacu
Takkan pernah bisa untuk menunggu
Bila kau terdiam
kau akan ditinggalkan
Muda... masa muda
terlalu indah untuk kita sia-siakan
Bangkitlah berdiri dan teruslah berlari
Kejarlah semua mimpimu tuk meraih bahagia hidupmu
Hadapi segala rintangan
Pastikan menjadi yang terbaik
Akulah sahabatmu
Yang selalu ada untukmu
Kita saling berbagi
Dan saling melindungi
Ku bangga untuk dirimu
Tetaplah jadi sahabatku
Tunjukkan pada dunia
Arti sahabat yang kita miliki
Takkan pernah bisa untuk menunggu
Bila kau terdiam
kau akan ditinggalkan
Muda... masa muda
terlalu indah untuk kita sia-siakan
Bangkitlah berdiri dan teruslah berlari
Kejarlah semua mimpimu tuk meraih bahagia hidupmu
Hadapi segala rintangan
Pastikan menjadi yang terbaik
Akulah sahabatmu
Yang selalu ada untukmu
Kita saling berbagi
Dan saling melindungi
Ku bangga untuk dirimu
Tetaplah jadi sahabatku
Tunjukkan pada dunia
Arti sahabat yang kita miliki
(Mary Jane-Akulah sahabatmu)
4. Senasib?!
“Gimana.. kalau ada aku cepet
beradaptasikan..” bisik Riri saat sudah selesai mencatat catatan yang di
berikan oleh Bu Desi, guru Kimia mereka.
Satu minggu setelah Riri dan Megumi pindah
dari kelas lX-A ke lX-C. Mereka sudah bisa beradaptasi dan mulai akrab dengan
teman-teman di kelas lX-C itu. Ternyata Yuna tidak jadi pindah karena dia tetap
bersikeras untuk tetap bersama teman-temannya di kelas lX-E. Tapi tidak
apa-apa, di kelas lX-C ini memang banyak yang pintar kok.
“Iya deh.. iya..” jawab Megumi lemas.
Riri bingung mendengar jawaban Megumi. Dia
terlihat begitu lemas. Dan apalagi biasanya dia akan menyangkal kenarsisan
Riri. Tapi sekarang dia asal menerima gitu aja.
“Meg? Kamu kenapa?!” tanya Riri sambil
melihat Megumi.
Megumi terdiam, lalu tiba-tiba mulai
brebes. Riri kaget melihat reaksi Megumi yang tiba-tiba itu. Lalu Riri maju ke
tempat Bu Desi dan minta ijin untuk ke Ruang Kesehatan dengan alasan sepertinya
Megumi sakit. Lalu diijinkan dan Riri juga minta tolong temannya untuk
mengijinkan mereka jam pelajaran berikutnya. Setelah diijinkan Riri langsung
membawa Megumi ke Ruang Kesehatan.
“Kenapa Meg?” tanya Riri kemudian pada
Megumi saat berada di ruang kesehatan.
Megumi naik ke atas tempat tidur Ruang Kesehatan
dan duduk bersender pada tembok, Riri duduk di sebelahnya.
Lalu Megumi mulai bercerita apa yang
sebenarnya mengganggu pikirannya. Sebenarnya kakak sepupunya dan mantan
pacarnya itu putus. Padahal mantan kakak sepupunya itu sahabatnya Megumi dan kakak
sepupunya itu di anggap kayak kakak kandung sama Megumi. Tapi, kakak sepupunya
itu minta Megumi buat gak usah temenan lagi sama mantannya dan mantannya kakak
sepupu Megumi minta Megumi gak usah nemuin kakak sepupunya itu lagi. Dan Megumi
di suruh milih.
Setelah mendengar semua cerita Megumi Riri
terdiam sejenak untuk menelaah dan berpikir apa solusi yang dibutuhkan Megumi.
“Lha kamu maunya apa?” tanya Riri kemudian.
“Aku gak mau milih.. aku mau milih
dua-duanya.. apa gak bisa kalau aku gak milih dan tetep ada di tengah?” kata
Megumi melas.
“Kalau gitu kamu bilang aja yang kamu
rasain ke mereka..” kata Riri.
“Gak bisa Ri.. mereka itu terlalu keras
kepala dan meminta aku harus memilih salah satu di antara mereka..” kata
Megumi.
“Ya terserah kamu dong.. itukan keputusan
kamu.. kenapa mereka yang harus nentuin? Ya bilang yang tegas aja.. bilang aja
kalo kamu gak mau memilih karna mereka berdua juga berarti buat kamu.. bilangin
aja semua perasaanmu ke mereka berdua.. kalau mereka tetep gak ngerti juga.. bilang
kamu gak milih dua-duanya kalau gitu..” kata Riri panjang lebar dengan agak
emosi gara-gara mendengar keegoisan mantannya kakak sepupu Mehgumi dan kakak
sepupu Megumi itu. Itu masalah mereka kok Megumi di ikut-ikutin.
Megumi diam sejenak memikirkan dan menelaah
semua solusi (?) yang diberikan Riri kepadanya.
“Makasih ya Ri.. kamu enak ya, selalu bisa
senyum..” kata Megumi yang masih lemas.
Riri terdiam mendengar perkataan Megumi.
Pikirannya melayang entah kemana dan matanya sedikit menjadi sendu.
“Aku.. gak selalu tersenyum kok.. ini cuman
buat ngehibur diriku sendiri aja..” kata Riri kemudian setelah terdiam cukup
lama.
“Eh?” kata Megumi bingung tiba-tiba Riri
berkata seperti itu.
Riri menghela napas panjang, “Janji kamu
gak akan bilang siapapun? Walaupun ibumu, kakakmu bahkan kalau kamu nulis buku
harian kamu gak akan beritahu?”
“Eh, iya.. lagian aku gak nulis buku
harian..” jawab Megumi agak tergagap.
Riri terdiam lagi untuk beberapa saat
seperti sedang memikirkan sesuatu dan senyumnya pun berubah menjadi senyum yang
di paksakan menjadi terlihat sedih.
“Sebenarnya keluargaku ini mungkin termasuk
keluarga broken home..” jawab Riri lirih sambil tersenyum pahit.
Megumi terkejut dengan kata-kata Riri. Tapi
dia diam saja.
“Aku pernah buka hp ayahku, itu.. kayaknya
ayahku selingkuh.. bahkan dulu ayahku pernah salah kirim ke hpku..” jawab Riri
dengan muka yang tambah sedih dan tersenyum pahit.
Megumi melihat wajah dan senyum Riri yang
tambah menyedihkan.
“Aku juga..” kata Megumi tiba-tiba.
“Eh?” Riri menoleh ke arah Megumi tanda
tidak mengerti.
“Keluargaku juga keluarga yang broken
home.. mama sama papaku sering berantem, bahkan sampai pecah-pecahan barang di
rumah.. tetangga aja sampe denger..” kata Megumi lirih.
“Megumi..” kata Riri lirih.
“Dan kayaknya papa sama mamaku dua-duanya
selingkuh..” kata Megumi tambah lirih dan sedih.
“Aku.. gak pernah bilang ke ibuku.. aku gak
mau dia tau dan semuanya bakal tambah parah. Emang kadang-kadang ayah sama
ibuku berantem dan ibuku juga sering bilang sama aku kalo nanti ibuku gak kuat
aku harus nyiapin hati, sikap ayahku pun berubah derastis menjadi dingin..”
senyum pahit di wajah Riri berganti dengan air mata yang mulai mengalir turun
di pipi Riri.
Megumi yang melihat itu juga ikut menangis.
Hati keduanya terasa seperti tercabik-cabik saat mengingat semua itu.
Mereka berdua terdiam dan hanyut dalam,
perasaan dan pikiran masing-masing. Airmata keduanya sudah berhenti mengalir
tapi perasaan mereka masih kacau.
“Kenapa orang dewasa begitu egois? Apa
mereka gak mikirin perasaan kita? Dengerin. Lihat, perhatiin aku walaupun cuman
sedikit!!” kata Riri tangisannya pun pecah. Megumi yang mendengar itu karena
juga mengerti perasaan Riri juga menangis.
Mereka berdua menangis, menangis dalam
jangka waktu cukup lama. Mengeluarkan perasaan yang selama ini selalu mereka
pendam sendirian. Kesedihan yang serasa terus menggerogoti hati mereka. Seakan
wadah untuk menampung kesedihan itu telah penuh dan sekarang menumpahkan segala
yang mereka sedihi, dengan menangis bersama. Menangis bersama, berdua, saling
memahami perasaan satu sama lain.
Setelah sekitar 10 menit keduanya berhenti
menangis. Dan tenaga keduanya serasa terkuras habis karna digunakan untuk
menangis tadi.
Riri menghela napas panjang, “Huff, enak
juga gak ikut pelajaran bahasa indonesianya Bu Rini ya”.
“Haha, iya bener tuh..” jawab Megumi.
“Janji ya gak bakalan bilang siapa-siapa..
kalau kamu bilang-bilang rahasiamu juga bakalan bocor hlo..” ancam Riri.
“Iya-iya.. aku ngerti..” kata Megumi.
Megumi jadi teringat sesuatu dan melihat ke
arah tempat tidur ruang kesehatan satunya. Ternyata ada adik kelas yang sedang
terbaring di sana mungkin karena sakit.
“Eh, Ri.. kayaknya kita dari tadi ngomong
kedengeran sama adeknya deh..” kata Megumi agak gugup.
“Hah? Biarin aja.. toh dia gak kenal kita..
dia bocorin juga gak ada untungnya buat dia.. tapi kalau dia bener-bener
bocorin tu rahasia kita, bakalan aku cari dimana kelasnya dan kuabisin..” jawab
Riri gak peduli dan sedikit bercanda.
“Yee.. serem amat..” jawab Megumi.
Lalu keduanya tertawa bersama. Kehidupan
memang tak semudah yang selalu kalian pikirkan. Terkadang memang akan ada batu
yang akan membuat kita tersandung. Dan saat ini kehidupan kedua orang ini
terlalu banyak batu dan akan terus terjatuh, dan mereka mendekati jurang. Jika
mereka tidak bisa mengatasi, mereka akan jatuh ke jurang itu. Jurang itu
bernama, jurang keputus asaan.
Do you ever feel like breaking down?
Do you ever feel out of place?
Like somehow you just don't belong
And no one understands you
Do you ever wanna runaway?
Do you lock yourself in your room?
With the radio on turned up so loud
That no one hears you screaming
No you don't know what it's like
When nothing feels all right
You don't know what it's like
To be like me
To be hurt
To feel lost
To be left out in the dark
To be kicked when you're down
To feel like you've been pushed around
To be on the edge of breaking down
And no one's there to save you
No you don't know what it's like
Welcome to my life
Do you wanna be somebody else?
Are you sick of feeling so left out?
Are you desperate to find something more?
Before your life is over
Are you stuck inside a world you hate?
Are you sick of everyone around?
With their big fake smiles and stupid lies
While deep inside you're bleeding
No you don't know what it's like
When nothing feels all right
You don't know what it's like
To be like me
No one ever lied straight to your face
No one ever stabbed you in the back
You might think I'm happy but I'm not gonna be okay
Everybody always gave you what you wanted
Never had to work it was always there
You don't know what it's like, what it's like
Do you ever feel out of place?
Like somehow you just don't belong
And no one understands you
Do you ever wanna runaway?
Do you lock yourself in your room?
With the radio on turned up so loud
That no one hears you screaming
No you don't know what it's like
When nothing feels all right
You don't know what it's like
To be like me
To be hurt
To feel lost
To be left out in the dark
To be kicked when you're down
To feel like you've been pushed around
To be on the edge of breaking down
And no one's there to save you
No you don't know what it's like
Welcome to my life
Do you wanna be somebody else?
Are you sick of feeling so left out?
Are you desperate to find something more?
Before your life is over
Are you stuck inside a world you hate?
Are you sick of everyone around?
With their big fake smiles and stupid lies
While deep inside you're bleeding
No you don't know what it's like
When nothing feels all right
You don't know what it's like
To be like me
No one ever lied straight to your face
No one ever stabbed you in the back
You might think I'm happy but I'm not gonna be okay
Everybody always gave you what you wanted
Never had to work it was always there
You don't know what it's like, what it's like
(Simple plan – Welcome
to My Life)
5. Falling in Love
“Bentar lagi tujuh belasan nih.. berarti
nanti kamu bantu-bantu ngehias kelas ini dong Ri..” kata Megumi bersemangat.
Saat Megumi menoleh ke arah Riri, Megumi
langsung kaget, wajah Riri di tekuk-tekuk, serem sama suram.
“Kamu kenapa Ri?” tanya Megumi heran.
“Nyebelin.. nyebelin banget..” gumam Riri
bete dengan suara yang berat.
“Hah?” kata Megumi yang tambah dibuat tidak
mengerti dengan jawaban asal-asalan Riri tadi.
Lalu Riri menceritakan apa yang membuatnya
menjadi bad mood sepanjang hari. Di rumahnya dia punya tetangga yang bernama
Ryan dan Kevin. Mereka berdua itu sepupu sekaligus teman Riri sedari kecil.
Menjelang hari kemerdekaan Indonesia ini memang biasanya di perumahannya
mengadakan lomba untuk anak-anak. Dan para remaja yang menjadi panitianya. Ryan
dan Kevin ikut menjadi panitia tentunya. Tapi, nyebelinnya Riri sama sekali
tidak di ajak. Dia kayak gak dianggep.
“Nyebelin..” tutup Riri setelah cerita
panjang lebar ke Megumi dengan emosi yang meledak-ledak.
“Ryan? Kevin? Dulu yang kamu sering
ceritain ke aku, yang sering berantem sama kamu waktu kecil itu kan? Yang dulu
kalian bahkan bikin tim sepakbola itu?” kata Megumi.
“Iya..” jawab Riri galak.
“Ya udah.. yang sabar aja kalau gitu..”
jawab Megumi santai.
Riri secara tambah bete karna temannya yang
satu itu tambah cuek. Alhasil, Riri bete sepanjang hari.
Hari ini di perumahan Riri sedang
mengadakan lomba dan Riri datang ke lomba itu. Dia memang membantu-bantu
sedikit saat lomba. Memang hari itu hari sabtu, jadi lomba yang diadakan memang
cukup sampai malam. Riri pun juga bisa mengikuti dan membantu acara lomba itu
sampai di panggil oleh ibunya. Tapi, kadang-kadang emang di sambi telpinan sama
Megumi sih.
Setelah lama gak keluar rumah (gak pernah
keluar sama sekali), Riri, Ryan, Kevin, Mike dan Riko akhirnya bisa mengobrol
lagi. Yah memang kadang-kadang Riri, Ryan dan Kevin sering agak beragumen sih.
“Mbak Riri kok gak pernah keluar rumah?”
Riko memanggil Riri dengan memakai ‘mbak’ karna selain Riri memang lebih tua
darinya mungkin karena sudah kebiasaan dari kecil.
“Yah..” Riri tidak bisa menjawab hanya sedikit
tertawa.
“Ampe udah kayak rumah hantu tak
berpenghuni.. gelap gitu..” kata Kevin ikut nimbrung.
“Hee.. enak aja.. rumah terang gitu di
bilang rumah hantu???” kata Riri gak terima.
“Kayak gitu terang? Ckckck..” kata Kevin
geleng-geleng.
Yang lainnya emang lagi sibuk ngurusin
lomba, terus habis itu Kevin sama Riko di panggil untuk ikut bantu-bantu. Riri
masih malas jadi liatin aja dulu. Ternyata ada satu anak yang tidak dapat
pasangan. Anak itu seperti mau nangis. Jadi Riri deketin dan coba hibur.
“Riska.. sama mbak Riri aja yuk.. duduk
sini..” kata Riri sambil menggandeng anak itu ke tempat duduk dekat tempat
lomba-lomba itu diadakan.
Lalu anak itu duduk dengan Riri. Anak itu
menjadi lengket dengan Riri. Yah, Riri memang penyuka anak kecil sih.
Lalu Kevin yang sepertinya sudah selesai
dengan tugasnya duduk di sebelah anak itu. Jadi posisinya, anak itu ada di
antara Riri dan Kevin.
“Eh Riska, sama kakak aja yuk..” kata Adik
Kevin Tika kelas 2 SMP yang iseng mengajak pergi anak itu agar kakaknya dan
Riri jadi duduk bersebelahan.
“Tika..” kata Kevin memperingati. Tapi anak
itu sudah terlanjur di bawa pergi oleh Tika ke tempat teman-temannya.
Suasana antara Riri dan Kevin hening
beberapa saat. Riri sibuk memperhatikan anak-anak yang sedang lomba dan kadang
menyemangati mereka. Sebelum Kevin sempat bicara, Riri sudah pergi ke tempat
lomba-lomba itu dan ikut membantu-bantu.
Dulu waktu dia kelas dua SMP dia memang
diikutkan lomba untuk menemani Tika yang tidak punya pasangan. Tapi karna kesal
kadang-kadang saat lomba memasukkan kelereng tangankan diikat, dia melepaskan
ikatannya dengan teknik khusus. Kevin sampai sebal dengan tingkah laku Riri
yang terus melepas ikatannya. Sampai dia ikat double, Riri tetap bisa
melepaskannya. Melihat Kevin yang tambah kesal Riri malah tertawa puas. Tapi
akhirnya Riri memang harus rela diikat karna di marahi panitia yang lain.
Lalu saat Riko tidak dapat pasangan, Ryan
ikut lomba sebagai pasangan Riko.
“Huh, akhirnya kamu ngikut juga..” sindir
Riri.
“Kalau sama panitia gini, udah pasti menang
ya?” kata Ryan dengan senyum melecehkan ke Riri.
Riri dibuat sangat kesal oleh Ryan. Dan
parahnya lagi si Ryan memang benar-benar menang dan mendapat urutan pertama
dalam lomba itu.
Sudah seminggu sejak tujuh belasan berlalu.
Hari-hari kembali seperti biasa. Tapi, di SMP Permata ada yang sedikit berbeda
dan aneh malah. Yaitu cewek yang seminggu yang lalu muram sepanjang hari, tapi
pada hari ini dia begitu riang dan wajahnya berseri-seri.
“Megumiii.. akhirnya datang juga.. dengerin
deh..” seru Riri girang begitu melihat Megumi memasuki ruang kelas.
Megumi bingung akan sikap Riri yang
tiba-tiba itu. Dia hanya duduk saja di kursinya yaitu di sebelah Riri.
“Kemarin si Kevin sms aku!!” Riri bertambah
riang begitu menceritakannya pada Megumi.
“Hah? Masa’? Terus-terus gimana?” kata
Megumi ikut bersemangat begitu mendengarkan kenyataan hal yang membuat Riri
begitu bersemangat dan berseri-seri hari ini.
“Dia kemarin sabtu siang sms ke nomerku..”
kata Riri memulai cerita.
“Terus?” kata Megumi penasaran dengan
kelanjutan cerita Riri.
“Tapi, akunya lagi tidur siang jadinya gak
kedengeran ada sms.. gak aku bales deh..” kata Riri polos tapi masih tersenyum.
Mendengar kelanjutan cerita Riri Megumi
hanya bisa menatap Riri heran campur bingung dan memegangi kepalanya.
“Kamu itu emang bego..” Megumi menghela
napas.
“Yah, habis aku lagi tidur sih.. hehe..”
Riri cengengesan.
Megumi hanya bisa terheran-heran dengan
perilaku Riri ini.
“Kamu suka sama Kevin ya?!” tanya Megumi
kemudian.
“Hah? Aku? Suka sama
Kevin?! Gak banget deh!!” jawab Riri sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Tapi, tadi buktinya kamu
bahagia banget waktu Kevin sms kamu setelah sekian lamanya. Kalau kayak gitu bukan
suka terus apa dong?” tanya Megumi sambil memandang ke Riri.
“Nggak.. nggak.. aku gak
suka ma dia.. cuman kagum aja soalnya diakan pinter.. dia cuman aku anggep
temen masa kecilku kok..” kata Riri sambil tertawa.
Megumi hanya bisa
geleng-geleng dan diam dengan tingkah laku temannya itu. Dan dia bertanya dalam
hati, sebenernya temannya ini polos atau bego sih?
Sejak hari itu Kevin jadi
sering smsan dengan Riri. Dan itu hanya saat weekend saja. Riri pun memberikan
nomer mxit Kevin dan Ryan kepada Megumi agar Megumi juga bisa mengenal mereka
berdua.
“Eh, Meg.. lusa aku mau ke
Jakarta sama selama seminggu..” kata Riri tiba-tiba pada saat jam istirahat.
“Hah?!” Megumi seperti
tersedak makanan saat mendengar Riri mengatakan itu.
“Aku mau ke Jakarta selama
seminggu..” ulang Riri lagi dengan cuek.
“Kok? Terus sekolahmu?”
tanya Megumi masih tidak percaya dengan yang di katakan Riri.
“Yah aku libur selama
seminggu juga dong..” kata Riri.
“Weh.. terus kok aku kamu
tinggal selama seminggu?! Aku duduk sendirian dong?!” tanya Megumi lagi masih
tidak percaya dengan semua kata-kata Riri.
“Hehe.. gak papa kan?
Cuman seminggu doang..” kata Riri cengengesan tidak mengerti situasi apa yang
sedang di hadapinya.
“Kok tiba-tiba kamu ke
Jakarta ngapain?” tanya Megumi lagi masih tidak terima di tinggal sendirian
selama seminggu.
“Sebenarnya ke Pekalongan
dulu bantu Ayahku pindah.. terus baru ke Jakarta nemenin Ayahku rapat..
Habisnya sekalian.. gitu..” jelas Riri pada Megumi sambil menyeruput
minumannya.
“Kok gitu..” kata Megumi
masih tidak terima dengan pemberitahuan Riri yang mendadak ini.
“Yah gitu.. seminggu aja
kok.. gak papa kan? Lagian mumpung pelajarannya belum ruwet-ruwet amat..” kata
Riri.
“Iya deh..” jawab Megumi
akhirnya dengan sangat terpaksa dan wajah di tekuk.
“Nah gitu dong.. tenang
aja.. nanti aku bawain oleh-oleh kok..” kata Riri nyengir ke Megumi.
Megumi hanya diam sambil
melanjutkan makannya.
Udara di ibukota negara
Indonesia, Jakarta yang panas. Jalanan yang selalu macet dan di penuhi dengan
kendaraan yang berlalu lalang itu sudah menjadi ciri khas kota ini. Karena
banyaknya kendaraan polusi dan debu bertebaran di mana-mana.
Di sebuah hotel bernama
Alila, Riri dan sedang bersantai di kamar itu. Riri dan keluarganya tinggal di
hotel itu selama enam hari sambil menunggu sang ayah rapat.
Riri memencet-mencet
tombol remot TV dengan malas mencari acara TV yang menarik untuk di tonton dan
menghilangkan kebosanan. Saat itu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore.
Dengan malas Riri ingin tidur, tapi dia mengubah pikirannya, dia memilih untuk
jalan-jalan atau duduk bersantai di kursi kolam renang hotel, mumpung panas di
kota Jakarta sudah mulai turun karena sudah menjelang sore.
Riri memakai sandalnya dan
keluar dari kamar. Dia berjalan menuju lift di ujung lorong. Saat memasuki lift
dia memencet tombol lantai 5 tempat kolam renang hotel itu berada. Saat di
dalam lift dia mendapat sms dari Megumi.
Ri, aku di tembak..
Tentu saja Riri kaget dengan sms Megumi itu. Riri segera keluar dari lift karena
di dalam lift sinyalnya jelek. Dia duduk di kursi santai di pinggir kolam
renang. Lalu mengetik sms balasan dengan cepat dan lihainya.
Hah?! Sma sapa?
Setelah mengirim sms balasan itu Riri menunggu
balasan dari Megumi. Dia memandangi kolam renang yang kosong tidak ada
seorangpun. Lalu memandangi langit Jakarta yang dia pikir sama saja seperti
langit di solo. Berwarna biru, warna kesukaannya dengan awan-awan putih yang
menghiasi langit biru itu.
Karena keenakan melamun akhirnya sms balasan dari
Megumi sampai juga di hp Riri, Riri langsung bergegas membacanya.
Aq d tmbak Ardi, tmn lesku.. romantis bgt cra nmbkna.. trima g nih Ri?
Setelah membaca sms Megumi itu Riri tersenyum
sendiri sambil membayangkan Megumi yang sedang berbunga-bunga karena di tembak
oleh cowok dengan romantis.
Loh? Kok malah tnya ak? Hla kmu ska pa ngg ma tu cwo?
Baru saja Riri mengirim sms balasan untuk Megumi.
Belum sampe semenit sms balasan dari Megumi sudah sampai di hp Riri.
Hla iy, aq bngung ri..
Riri menjawab sms Megumi dengan senyum-senyum
sambil membayangkan wajah Megumi yang malu karena di tembak. Riri melihat orang
lain datang ke kolam renang itu, dia memutuskan untuk kembali ke kamar saja.
Setelah mengetik sms balasan untuk Megumi, Riri masuk ke lift.
Ikutin kta htimu dong.. jngn ngikutin ak.. -.-‘
Riri sudah kembali ke kamarnya. Ternyata sekarang
sudah jam 4. Cukup lama juga Riri bersantai sambil memandang langit yang biru
dan kolam renang dengan air biru karena memantulkan warna dari langit.
Riri memutuskan untuk mandi dan bersantai
berendam menikmati air hangat yang bisa menghilangkan rasa lelahnya sedikit
demi sedikit.
Saat Riri keluar dari kamar mandi ternyata jam
sudah menunjukkan pukul lima kurang seperempat menit. Sebentar lagi ayah Riri
akan kembali dari rapat.
Riri tidur bersantai di tempat tidur dan gantian
ibunya yang mandi. Riri menonton TV. Sambil bersantai sepertinya Riri melupakan
sesuatu. Tapi apa ya? Pikir nanti deh..
Ayah Riri pulang dari rapat. Setelah ayah Riri
mandi dan setelah maghrib, Ayah Riri mengajak Riri dan Ibunya untuk makan
malam. Riri mengambil jaket dan hpnya. Saat ibunya menutup pintu Riri melihat
layar hpnya. Ada 5 sms yang masuk.
Oh iya, lupa.. kata Riri dalam hati.
Semua sms itu dari Megumi. Karena Riri
menjawabnya lama dan malah lupa kalau sedang smsan dengan Megumi.
Tp Ri, aq bngung bgt..
Ri?!
RIRI!!
Halooow???
Hh.. qm kla5an si Ardi udh q terima..
Riri yang sudah sampai di depan pintu hotel membalas sms Megumi sambil
menunggu taksi yang sedang di panggilkan oleh pak satpam di sana.
Hehe, sori-sori.. tdi keenakan mandi.. ud kmu trima? Ciyee, jangan lupa
PJny (Pjak Jdian) hlo..
Baru saja Riri mengirim sms itu, tiba-tiba ada
sms masuk.
Cepet banget tu anak balesnya? Batin Riri karna mengira sms itu adalah dari
Megumi.
Saat membuka sms itu Riri kaget sekaligus senang
saat mengetahui dari siapa sms itu berasal. Ternyata itu sms dari Kevin.
Hai
Nah lho, smsnya singkat-padat-jelas-n mungkin
ngirit pulsa gitu rasanya Riri senang sekali mendapat sms itu. Nah, kalau kayak
gitu ceritanya masa’ dia cuman kagum sama Kevin? Yah, karena Ririnya aja yang
keras kepala dan gak mau tahu makanya dia ngeyel.
Hai
Jawab Riri seperti mengkopi sms Kevin yang sama
singkat-padat-jelas-dan ngirit pulsa itu. Riri agak jaim (baca: jaga image) gitulah.
Riri masuk ke taksi yang sudah datang dan duduk
di kursi belakang bersama ibunya sedangkan ayahnya duduk di depan bersama pak
sopir.
Saat sedang duduk sambil menunggu jalan yang agak
macet dan memandangi lampu kota di kota Jakarta itu, Riri mendapat sms masuk di
Hpnya.
Iy2.. PJny klo qm dah 5suk aj..
lusa qm 5suk tho?
Ternyata itu adalah sms balasan dari Megumi.
Oke
Jawab Riri singkat, baru saja Riri mengirim sms
itu, sms untuk Megumi sms balasan dari Kevin sudah masuk.
Seperti biasa ya.. rumahmu kayak rumah hantu tak
berpenghuni.. gelap sama sepi
Riri tetap tidak terima rumahnya di bilang rumah hantu. Soalnya Riri
sendiri takut sama hantu, kalau orangkan bisa di pukul, sedangkan hantukan
nggak. Begitu pendapat Riri.
Y jlaslah gelap n spi.. org yg makai thu rmah lgi ad
di jkt smua.. klo nyala terang n rme malah serem kale..
Riri sudah sampai di mal dan ayahnya langsung menuju the cost. Setelah
sampai dan memesan makanan Riri memeriksa Hpnya lagi untuk menunggu pesanan.
Ke jkt? Ngapain?
Setelah membaca pesan Kevin dia langsung menjawab dengan lincahnya.
Liburan.. hehe..
Setelah 5 menit Kevin baru membalas smsnya.
Weh.. kan belum liburan..
Jawab Kevin bingung. Karena ini memang belum liburan.
Mereka terus smsan sampai Riri sudah kembali ke hotel setelah jalan-jalan
lama. Sampai mereka saling memutuskan untuk tidur mereka baru menghentikan
smsannya.
Riri tidur dengan tersenyum dan berharap bisa memimpikan pangeran yang di
impikannya sewaktu kecil dulu.
Love
looks not with the eyes,
but
with the mind.
And
therefore is
winged
cupid painted blind
(Shakespare).
6. Broken Heart
Hari keadaan SMP Permata
sama seperti biasanya. Di koridor sekolah tampak sepi karena memang sedang
pelajaran. Di seyiap kelas kadang terdengar suara guru-guru yang agak keras
saat mengajar. Bendera merah putih berkibar dengan malas di lapangan.
Oh, tunggu. Di lapangan
ada sebagian murid kelas lX C hormat pada bendera dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya dengan suara cempreng.
Ternyata mereka sedang di
hukum karena tidak mencatat catatan yang di berikan guru olahraga saat di
tinggal pergi. Dan Riri dab Megumi juga ikutan di hukum. Ternyata mereka memang
sedang malas mencatat catatan itu. Mereka bermaksud pinjam catatan salah satu
temannya. Sialnya malah kena hukuman.
Matahari yang bersinar
terik seakan mengejek mereka yang sedang terkena hukuman. Angin panas yang
berhembus di sekitar mereka seakan tertawa melihat mereka sedang di hukum itu.
Setelah guru olahraga itu
merasa cukup puas menghukum mereka. Mereka di suruh kembali satu per satu ke
kelas.
Saat istirahat tentunya
Riri sudah mengomel-omel dan ngedumel. Tentunya di limpahkan bersama Megumi.
“Yang bener aja.. masa’
gitu doang di hukum!! Guru tempramental!!” kata Riri sambil makan semangkuk
sotonya.
“Iya tuh nyebelin.. Ri,
makannya pelan-pelan napa?!” kata Megumi.
“Aku tambah laper kalo
lagi bete.. biarin.. untung aja kuahnya nggak begitu panas, akukan lidah kucing
yang gak kuat panas.. lagian apa tadi itu bisa di bilang catatan?! Orang cuman
di suruh nulis soal!! Mbok ya di suruh beli LKS atau gimana gitu lho!!” kata
Riri masih ngomel-ngomel, menggerutu dan masih bete dengan insiden hormat pada
bendera tadi.
“Bener banget.. dari pada
nulis mbok mending beli LKS atau fotokopi.. ngapain nulis soal?! Mending juga
ngerjain soalnya kan?!” jawab Megumi menyetujui pendapat Riri karena dia juga
kesal di hukum dengan alasan seperti itu tadi.
“He.em.. gak modal banget
deh..” jawab Riri menambahi sambil meminum marimas jeruknya.
Lalu saat kembali ke kelas
Riri dan Megumi langsung duduk di tempat faforitnya tempat duduk kelas bagian
pojok kiri depan dekat pintu. Mereka senang di sana. Walaupun terkadang mereka
di tegur guru sih karena mengobrol di jam pelajaran.
“Eh, kamu kemarin nonton The
Great Queen of Seondeok gak?!” tanya Riri pada Megumi.
“Iya, aku nonton..” kata
Megumi ikut bersemangat karena membahas film korea yang menceritakan tentang
sejarah itu.
“Ya ampun Bidam keren
banget!!” kata Riri sambil membayangkan salah satu tokoh pria utama di serial
itu.
“Iya, keren banget!!” kata
Megumi ikut-ikutan mangeggumi tokoh itu.
“Tapi, kok kayanya agak
mirip seseorang ya?!” kata Riri.
“Hah?! Siapa?!” tanya
Megumi bingung dan penasaran.
“Tuh.. “ kata Riri sambil
menoleh ke belakang dan teman sekelasnya sedang duduk dengan damainya.
“Apa?!” tanya cowok itu karena
merasa di lihatin dan di bicarakan oleh Riri dan Megumi.
“Mirip si Arya?! Yang
bener aja!!” kata Megumi sangat tidak terima.
“Coba deh liat!!” kata
Riri membenarkan rambut teman cowok sekelasnya yang bernama Arya itu tanpa ijin
dan seenaknya.
Megumi diam sambil
memperhatikan Arya yang model rambutnya menjadi sama seperti Bidam itu.
“Apaan sih?!” Arya tidak
terima karena rambutnya di acak-acak seenaknya.
“Iya igx!!” kata Megumi
kaget.
“Tuh kan.. tapi aku tetep
gak terima.. kenapa harus mirip dia sih???” kata Riri agak lebay (oke emang
lebay).
“Aku juga gak terima..”
Megumi menyutujui pendapat Riri.
Malamnya adalah malam
minggu. Dan ayah Riri sudah pulang dari pekalongan. Ayah Riri mengajak untuk ke
mal di solo.
Di perjalanan itu Riri
smsan sama Kevin.
Eh Ri, sejenismu itu sukanya apaan sih?
Setelah membaca sms Kevin yang tiba-tiba itu Riri
kaget dan malu sendiri. Tapi dia tetap jaim.
Sejenisku?
Riri menunggu jawaban dari Kevin dengan
berdebar-debar.
Iya, cewe gitu lho.. sukanya apa?
Riri masih berdebar-debar membaca sms Kevin itu.
Wah g tau tuh.. ak kan bkn cwe feminim.. stiap cwe keskaanny bda-bda
dong.. tp klo kbanyakan cwe skanya di tembak langsung ma cwo..
Jawaban Riri memang agak memancing Kevin sih.
Itukan kalo kamu.. dia aja rumahnya di mojosongo.. masa’ aku harus kesana
dulu cuman buat nembak?!
Saat membaca sms Kevin itu Riri serasa jatuh dari
awan yang tinggi ke aspal yang keras dan kasar. Riri terpaksa harus terus smsan
dengan Kevin saat itu. Karena kalau tidak nanti Kevin akan menyangka yang
tidak-tidak pada dirinya.
Hari seninnya Riri ingin
cepat-cepat bercerita kepada Megumi tentang apa yang di alaminya. Saat jam
istirahat Riri dan Megumi duduk di tangga kecil dekat perpustakaan sekolah dan
mulai bercerita di sana.
Ternyata Megumi juga
memiliki masalah dengan pacarnya si Ardi. Karena temannya juga suka sama di
Ardi katanya terus temannya memusuhinya. Dan sepertinya Ardi ikutan
menjauhinya.
Kedua orang itu sekarang
sama-sama lesu. Tak bersemangat.
Begitu terus berlanjut
sampai cukup lama. Sampai hari ini saat pelajaran kosong di kelas lX C rame.
Riri, Megumi, Billy, Fauzan dan Arya.
Billy memang tubuhnya agak
kecil. Cowok ini memiliki rambut yang agak sedikit panjang dan agak di
jabrikkan. Cowok ini memang agak cerewet dan mungkin hiperaktif. Cowok ini
sering di panggil dengan sebutan unyil karena tubuh mungilnya.
Dan Fauzan adalah teman
sebangkunya. Beda dengan Billy. Fauzan orangnya sangat pendiam dan penurut.
Sekarang Megumi sedang
duduk di kursi pojok depan sambil membaca komik yang dia sewa dari Riri. Riri
dan Billy sedang merencanakan ide iseng untuk mengisengi Megumi. Saat sudah
membincangkannya dengan Billy, Riri langsung melihat ke tempat Arya yang ada di
dekat Megumi dan menjalankan rencananya.
“Eh, Arya.. kamu bilango
aishiteru ke Megumi dong..” kata Riri agak keras karena berjarak dua meja dari
tempatnya.
Arya terdiam dan sepertinya
merasakan adanya ide jahat di pikiran Riri langsung menggelengkan kepalanya
tanda menolak.
Dan sepertinya Megumi
mendengar apa yang di katakan Riri.
“Jangan macem-macem Ri..
aku thu gak akan ke jebak ya!!” kata Megumi membalas perkataan Riri yang sepertinya
akan menjebaknya.
Riri hanya nyengir saat
Megumi berkata begitu. Lalu Arya bertanya pada Megumi.
“Aishiteru itu apa tho?!”
tanya Arya.
“Artinya aku suka kamu..”
jawab Megumi polos.
Seisi kelas pertamanya
bisik-bisik. Tapi sepertinya Riri sudah tidak tahan dan langsung berseru,
“Cieee.. Megumi nih.. nembak si Arya!! Haha, katanya gak akan kejebak Meg?! Gak
ada lima menit kamu bilang gitu lho langsung ke jebak.”
Megumi langsung menyadari
dia memang terjebak dalam perangkap Riri dan Billy. Dia langsung tersipu malu
dan agak bete.
Sial! Gumam Megumi pelan sambil
melanjutkan membacanya.
Sejak saat itu Megumi dan
Arya terus-terusan di pasang-pasangkan. Dan entah kenapa hal itu bisa terdengar
oleh kelas lain.
Hari makin berlalu.
Hari-hari itu memangs ering di adakan latihan ujian untuk kelas sembilan. Dan
minggu depanpun SMP Permata akan mengadakan latihan ujian setelah pulang
sekolah.
Saat ini Riri sedang
berada di kamarnya. Mencoba untuk belajar tetapi rasanya kepalanya agak terasa
pusing dan dia memutuskan untuk berhenti karena merasa percuma.
Dia tiduran di tempat
tidurnya dan membuka mxit lewat hpnya. Cukup banyak orang yang ol di situ
termasuk Megumi, Kevin dan Ryan.
Tiba-tiba saat Riri sedang
chattingan dengan Megumi lewat situ, Kevin mengechat Riri.
Ri, aku udah jadian sama cewe yang aku ceritain ke kamu!! Kamu taukan?!
Dan kamu udah aku kirimin mxitnya kan?!
Tiba-tiba dada Riri terasa sakit sekali. Dulu
Riri memang pernah di add seorang cewe yang mengaku mengenal Kevin. Cewe itu kesukaannya
memang mirip dengan Riri. Salah satunya adalah kesukaannya kepada warna biru.
Padahal Riri menyukai warna biru dengan arti yang
terselubung. Biru mengandung makna yang berarti kesedihan, kesendirian dan
kesepian.
Saat ini menunjukkan pukul sebelas malam dan Riri
belum juga bisa tertidur. Dia malah membaca komik di situs onemanga.com
Seharusnya cerita yang ada di komik internet itu
berakhir bahagia. Tapi tiba-tiba setetes air bening keluar dari mata Riri dan
mengalir lembut ke pipi Riri.
Aku ini kenapa sih?! Tanya Riri dalam hati pada dirinya karena
bingung dengan air mata yang tiba-tiba menetes itu. Karena dia memang sudah
tidak pernah menangis lagi sejak kelas 3 sd.
Riri langsung menangis sejadi-jadinya malam itu.
Menangis sendirian di dalam kamarnyab tanpa ada yang mendengar karna memang
sudah tengah malam. Walaupun Riri memang inigin menghentikan tangisannya itu
tetapi tetap tidak bisa. Airmata itu tetap mengalir dan tak mau di hentikan.
Dada Riripun terasa sesak dan menyakitkan.
Jika begini yang rasanya cinta.. aku gak mau
jatuh cinta lagi.. menurutku jika mau jatuh cinta kau harus siap untuk
merasakan sakit yang amat sangat ini..
kata Riri dalam hati dengan airmata yang tidak bisa di hentikannya.
I'm not the type to get my heart broken
I'm not the type to get upset and cry
'cause I never leave my heart open
Never hurts me to say goodbye
Relationships don't get deep to me
Never got the whole in love thing
And someone can say they love me truly
But at the time it didn't mean a thing
My mind is gone, I'm spinning round
And deep inside, my tears I'll drown
I'm losing grip, what's happening
I stray from love, this is how I feel
This time was different
Felt like, I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life
Now I'm, in this condition
And I've, got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry
Maybe 'cause we spent so much time
And I know that it's no more
I should've never let you hold me baby
Maybe why I'm sad to see us apart
I didn't give to you on purpose
Can't figure out how you stole my heart
And I know that it's no more
I should've never let you hold me baby
Maybe why I'm sad to see us apart
I didn't give to you on purpose
Can't figure out how you stole my heart
How did I get here with you, I'll never know?
I never meant to let it get so, personal
And after all I tried to do, to stay away from loving you
I'm broken heart and I can't let you know
And I won't let it show
You won't see me cry
This time was different
Felt like, I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life
Now I'm, in this condition
And I've, got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry
All my life...
I never meant to let it get so, personal
And after all I tried to do, to stay away from loving you
I'm broken heart and I can't let you know
And I won't let it show
You won't see me cry
This time was different
Felt like, I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life
Now I'm, in this condition
And I've, got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry
All my life...
(Rihana-Cry)
7. When We Two Parted
Ujian Nasional yang di anggap oleh semua orang
ujian yang paling menyeramkan itu sudah berhasil di lalui dengan selamat. Dan
sekarang bahkan Riri sudah tidak perlu memikirkan tentang di mana dia harus
melanjutkan sekolahnya. Karena dia sudah berhasil di terima di SMA impiannya.
Walaupun dia masih tidak percaya karena bisa di terima di sana.
Riri juga sedikit demi sedikit bisa menyelesaikan
masalahnya tentang Kevin. Megumipun sudah putus dengan Ardi walaupun sepertinya
Ardi masih menyukai Megumi. Dulu di les-lesan pun Megumi sudah di temani oleh
kakak sepupunya itu.
Pensi untuk perpisahan murid-murid angkatan Riri
pun sudah di adakan. Tentu saja dengan Riri dan Megumi sebagai pembawa
acaranya.
Saat ini Riri sedang menunggu Megumi dan Silvia.
Silvia menjadi dekat dengan Riri dan Megumi juga di karenakan komik yang berjudul
Alice Academy. Mereka sekarang menjadi teman dekat.
Riri terus menunggu Megumi dan Silvia. Tetapi
mereka tidak datang juga. Riri menunggu Silvia dan Megumi di sekolah yang sepi
itu sendirian bersama guru-guru yang memang terkadang lalu lalang di sana. Kata
Megumi, Silvia tidak jadi datang ke sekolah dan dia akan datang ke sana.
Sudah 2 jam Riri menunggu Megumi. Megumi tidak
datang juga. padahal sekarang hatinya sedang kacau karena teringat sedikit
terhadap Kevin.
Setelah menunggu 2,5 jam Riri mendapat sms dari
Megumi yang intinya dia tidak bisa datang. Riri kesal sekali dan merasa kalau
dia hanya di kerjai. Lalu Riri meninggalkan sekolah dengan perasaan yang kesal.
Waktu belalu. Riri yang dulu menjadi ketua kelas
saat MOS juga sudah berakhir. Waktu-waktu yang di lewati saat pensi bersama
Megumi dan Silvia juga sudah berakhir. Sekarang adalah liburan rangka lebaran.
Tugas dari SMA Riri sangat banyak tapi dia ingin menyelesaikannya sebelum
tanggal 7 September ulang tahunnya. Walaupun Riri dan Megumi memang sedikit
bertengkar, tetapi mereka sudah berjanji akan melewati ulang tahun Riri bersama
di rumahnya. Riri sampai membuat kartu tarot sendiri dan dia berencana akan
membuatkan coklat khusus yang dia pelajari saat ada tugas praktek bahasa
inggris tetang Procedure di sekolahnya.
Tapi, semua itu tidak jadi. Di sebabkan karna Silvia
bilang kepada Riri bahwa Megumi kecelakaan dan dia lupa ingatan. Riri yang
tidak terima begitu saja malah marah terhadap Silvia. Dan secara diam-diam dia
menelpon Megumi. Saat menelpon Megumi pun Riri menangis.
Sebenarnya Riri ingin berbaikan dengan Megumi.
Tetapi karena perkataan kasar kakak sepupu Megumi, pacar kakak sepupu Megumi
dan Silvia Riri tersakiti. Dan memutuskan untuk mengikuti keinginan mereka yang
meminta Riri untuk menjauhi Megumi dan tidak usah masuk lagi ke dalam kehidupan
Megumi.
Megumi pernah menelpon Riri dan meminta maaf.
Tapi sayang sekali saat itu memang sudah terlambat. Riri tidak bisa bertemu
dengan Megumi lagi di karenakan hatinya yang sudah tersakiti.
Tetapi sekarang, hatinya memang sudah agak
terobati karena hubungan keluarganya yang sudah makin membaik walaupun bekas
luka itu tidak akan hilang. Dan dia ingin memperbaiki hubungannya dengan
Megumi. Dia memutuskan untuk bertemu Megumi terakhir kalinya.
catatan penulis :
hehe, ini iseng-iseng di buat waktu smp. Cerita awalnya itu seharusnya
tentang cinta sepenuhnya eh gak tau deh jadi suram begini.. haha..
selamat menikmati..
Tifa Zulfa Yasmin ^^
0 komentar:
Posting Komentar