Our Dream, Our Story (Novel Fiktif Singkat)

Minggu, 13 November 2011




OUR DREAM,
OUR STORY
Oleh : Tifa Zulfa Yasmin 













1.      Then the Story is start








Riri berdiri di sebuah ladang rumput yang cukup luas. Angin sepoi-sepoi dan udara yang sejuk dirasakan oleh Riri. Rasanya begitu sejuk. Riri menyapukan pandangannya ke segala arah, hanya ada rumput hijau yang membentang, pohon-pohon serta semak-semak di sekitar situ. Tak ada mobil-mobil yang memamerkan bunyi klakson mereka, tak ada polusi-polusi yang keluar dari knalpot kendaraan-kendaraan itu. Rasanya begitu damai. Sesaat mata Riri terhenti saat melihat ayunan. Ada seseorang yang sedang duduk di sana. Seorang cowok yang berpostur tinggi, wajahnya cakep, garis wajah yang tegas, rambutnya yang hitam dan lurus dibiarkan jatuh menutupi sebagian wajahnya sehingga terkesan cool, dan badannya yang gagah seperti pemain-pemain atletis. Riri terpesona dibuatnya, sehingga tanpa sadar Riri sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari cowok itu.
Cowok itu mungkin sadar karna terus dipandangi oleh Riri, cowok itu menoleh ke arah Riri dan seulas senyuman yang manis ditunjukkan oleh cowok itu. Riri membalas senyuman cowok itu dengan agak kaku.
“Riri,” cowok itu memanggil Riri.
“Y, ya?” Riri sendiri tidak mengerti bagaimana bisa cowok itu mengetahui namanya, apa dia mengenal dirinya?
“Riri,” panggil cowok itu lagi. Tapi sekarang agak aneh. Cuma perasaan Riri atau bagaimana, sepertinya suara cowok itu jadi berubah mirip dengan suara wanita yang Riri kenal.
“RIRI.. BANGUN!!” teriak Ibunya sambil mengguncang-guncang tangan Riri karna Riri tidak bangun juga.
Riri tersentak kaget dan segera tersadar dari tidurnya.
“Mau sampai kapan tidur? Ini hari pertama kamu masuk SMP setelah MOS kan? Kamu mau terlambat di hari pertama bertemu dengan teman-teman sekelasmu?” omel ibu Riri sambil membereskan bantal yang jatuh dari tempat tidur untuk dikembalikan ke tempat tidur kembali.
“Errgh.. iya-iya.. anak lagi enak-enak ngimpi bagus di bangunin.. hh.. emangnya sekarang jam berapa sih?” Riri bangun ogah-ogahan sambil melihat jam dinding di kamarnya.
Mata Riri langsung terbuka seutuhnya saat melihat jarum jam menunjukkan jam berapa saat itu. Jam setengah tujuh kurang sepuluh menit. Riri langsung bangun dan bergegas untuk mandi. Karna perjalanan rumah ke sekolahnya kalau naik motor butuh waktu 15 menit sedangkan naik mobil mungkin 20 menitan. Ini belum Riri siap-siap dan bergiliran mandi dengan ayahnya.
Cewek berkulit sawo matang ini bernama Anastasia Riri Asteria, dia akrab di panggil dengan Riri. Riri sangat senang dengan cerita dongeng seperti pangeran dan putri. Dia juga paling suka film jepang (anime) dan komik jepang (manga). Setiap dongeng-kan selalu menceritakan adegan romantis antara pangeran dan putri. Pertemuan antara sang pangeran dan sang putri. Dan cerita selalu di akhiri dengan sang pangeran dan sang putri yang menikah dan bahagia untuk selama-lamanya. Riri juga sering bermimpi tentang pangeran dan putri (dan tentunya Riri menjadi sang putri), tapi itu CUMI (baca: cuman mimpi). Karna sampe sekarang Riri belum juga ketemu sama sang pangeran idaman.
Akhirnya mobil ayah Riri sampai di depan gerbang sekolah barunya. SMP Permata adalah sekolah baru Riri. Sekolah ini tidak terlalu terkenal, karna nilai UAN Riri tidak cukup Riri masuk ke SMP ini. Pertama memang Riri sangat depresi tetapi akhirnya dia bisa menerima sedikit demi sedikit dan berjanji dalam hati akan mendapat rangking sepuluh tidak bahkan tiga besar di kelas dan sekolahnya itu. Sekolah baru, seragam baru dan Riri juga berharap mendapat teman baru juga.
“Assalamualaikum,” kata Riri sambil mencium tangan ayahnya.
“Tidak pakai sun pipi lagi?” goda ayahnya.
“Nggak, akukan udah SMP, malu ah yah.. ya sudah.. hati-hati ya yah,” kata Riri menutup pintu mobil. Setelah di tutup mobil ayah Riri langsung melesat meninggalkan sekolah baru Riri. Sekarang tinggalah Riri berdiri di depan gerbang sekolah sambil menatap sekolah barunya. Dia satu-satunya yang bersekolah di SMP Pertama dari SDnya.
“Yosh,” kata Riri setelah menarik napas dan berjalan memasuki sekolah barunya itu, menaiki tangga dan berjalan menuju ke kelas barunya. Dia masuk ke kelas VII-A.
Di sekolahnya ini terdiri dari lima kelas dari setiap tingkatannya, A sampai dengan E. Saat Riri sudah memasuki kelas barunya itu, Riri merasa asing karna sepertinya hanya dia sendiri yang tidak punya teman satu SD di kelas itu. Riri melihat ada seorang cewek mengenakan kerudung putih, kulitnya hitam tapi manis, cewek itu tingganya memang lebih kecil dari Riri tapi wajahnya terlihat dewasa. Riri melihat bangku di sebelah cewek itu masih kosong, lalu Riri menghampiri kursi itu.
“Apa aku boleh duduk di sebelahmu?” tanya Riri hati-hati sambil tersenyum.
“Oh, tentu saja boleh,” jawab cewek itu ramah.
“Namaku Riri, kamu siapa?” kata Riri memperkenalkan dirinya.
“Aku Nila,” kata cewe yang ternyata bernama Nila ini.
Riri memperhatikan, ternyata dua cewek yang duduk di depan Nila dan dia memperhatikan dia dan Nila yang sedang saling memperkenal diri satu sama lain.
“Ng, hai, aku Riri,” kata Riri tersenyum agak canggung.
“Oh, aku Mei” kata cewe berambut pendek dan agak bergelombang yang duduk di depan Riri.
“Aku Sari,” kata cewek yang berambut panjang tetapi di ikat ekor satu yang duduk di depan Nila dan bersebelahan dengan Mei.
Setelah itu Riri, Nila, Mei dan Sari saling bercerita satu sama lain. Dari sekolah mana mereka berasal dan sebagainya.
“Eh, Mei.. agamamu apa?” tanya Riri pada Mei.
“Aku islam, Sari juga islam,” jawab Mei.
“Kalau kamu, agamamu apa Ri?” tanya Nila.
“Aku islam,” jawab Riri.
“Eh, aku kira kamu bukan islam lho, soalnya wajahmu kayak orang cina,” kata Nila.
Riri hanya tertawa kecil mendengar pernyataan yang salah tentang dirinya, “Aku orang jawa asli kok, ayah sama ibuku orang jawa, Cuma.. aku memang tidak bisa bahasa jawa”.
Setelah itu wali kelas VII-A datang dan membahas apa saja yang harus didiskusikan oleh kelas. Dari pengurus-pengurus kelas sampai regu piket. Dan tentu saja hari pertama dilewati tanpa ada pelajaran karna masih perkenalan dengan guru-guru. Begitu juga 3 hari setelahnya.
 

***                                                

Sudah satu semester dijalani Riri dengan sekolah dan kelas barunya. Riri sudah semakin akrab dengan teman-teman barunya di kelas VII-A itu. Apalagi saat lomba 17an lalu, Riri banyak membantu dalam menghias kelas dan ikut berpartisipasi dalam lomba pidato bahasa inggris antar kelas. Sebenarnya Riri juga dipaksa teman-teman sekelasnya untuk ikut lomba menyanyi antar kelas, tetapi ditolak secara halus dan tegas oleh Riri.
Di lomba pidato bahasa inggris Riri mendapatkan juara ke-3. Sebenarnya Riri sudah optimis kalah (optimis kalah?), karna saat membaca pidato itu Riri sangat gugup dan terkadang salah membacanya. Bahkan saat pembacaan pemenang lomba pidato itu Riri sudah komat-kamit ngomong kalau dia bakalan kalah. Malahan Riri berniat tidak masuk saat upacara kemerdekaan Indonesia dan berlanjut dengan pengunguman pemenang lomba. Beruntung Riri mengurungkan niatnya untuk tidak masuk, coba kalau dia tidak masuk, saat namanya dipanggil dan dia tidak adakan keliatan banget kalau dia bolos.
Saat ini di kelas VII-A sangat ramai. Sedang pelajaran kosong karna gurunya ada penataran ke luar kota. Jadi kelas VII-A kosong selama dua jam pelajaran. Manggil guru? Kayaknya di antara ke 39 anak gak ada yang niat buat manggil guru deh. Mereka terlalu sibuk dengan kesenangan masing-masing. Anak-anak cowok main bola kertas di belakang. Karna memang kelas VII-A besar dan memiliki ruang kosong yang cukup lebar untuk main bola kecil-kecilan di belakang. Yang cewek sibuk mengobrol dan cerita. Dan lain halnya Riri, Nila, Mei dan Sari. Riri membuat ide untuk menghilangkan kebosanan. Riri menggambar di kertas yang sobek dari tengah buku. Menggambar kotak berjumlah seratus dan ada ular, tangga, sumur, roket dan lain-lain. Ya, Riri memang sedang menggambar papan ular tangga.
Saat bosan Riri mengatakan pada ke tiga temannya itu untuk melakukan suatu permainan. Tetapi, tak juga muncul ide, dan mana mungkin mereka membawa permainan ke sekolah. Lalu Riri mempunyai ide untuk membuat ular tangga sendiri. Dadunya? Dadunya terbuat dari penghapus yang di potong menjadi kotak lalu di tulis angka di setiap sisinya. Dan Riri mempunyai dua dadu yang di buat sendiri. Dan untuk tanda mereka, mereka bisa menggunakan tutup bolpen, kertas, atau yang lainnya sesuka mereka. Jadilah ular-tangga buatan sendiri. Walaupun gambarnya memang kurang meyakinkan, tetapi cukup seru kok memainkan ular-tangga hand made itu. Ular-tangga itu juga mudah disembunyikan, di lipat saja lalu di masukkan ke dalam tempat pensil atau diselipkan ke sampul buku. Walaupun akhirnya nanti memang jadi agak lecek, tapi Riri dan ke tiga temannya menikmati saja tuh bermain ular-tangga itu.
Ular-tangga itu menjadi cukup populer saat pelajaran kosong. Jadi banyak yang ikutan main ular-tangga hand made itu. Dan begitu juga saat ini. Sangking populernya itu ular-tangga (baca: bukan yang buat lho ya), sampai-sampai sang pembuatnya ngalah tidak ikut bermain.
Saat Riri sedang duduk sambil melihat teman-temannya ramai dengan permainan ular-tangga hand made itu, Riri memutuskan untuk melanjutkan komik buatannya. Yah, selain hobi membaca komik, Riri juga hobi membuat atau menggambar komik. Saat sedang asik menggambar komik, seorang cewek yang sedikit lebih tinggi dari Nila tetapi tetap lebih tinggi Riri, rambut hitam lurus panjangnya di biarkan terurai begitu saja jadi terlihat tambah manis, cewek yang berpawakan imut dan baby-face itu mendekati Riri dan melihat Riri yang sedang menggambar dengan asiknya. Karna kaget, sepontan Riri langsung menutup buku komik buatannya itu.
“Ng, hehe.. gambarku masih jelek, jadi mendingan jangan lihat deh,” tawa garing Riri sambil terus menutup bukunya.
“Hah? Jelek? Bagus kok, itu juga masih mendingan kamu bisa gambar, aku aja gak bisa gambar,” jawab cewek itu.
“Ah, nggak.. gambarku masih jelek kok,” jawab Riri agak malu karna di puji seperti itu.
“Kamu emangnya gambar apa sih?” kata cewek itu penasaran.
“Aku buat komik.. pernah baca komik?” tanya Riri membuka pembicaraan.
“Belum pernah,” jawab cewek itu jujur dan agak polos di wajahnya.
“Mau baca komik buatanku? Tapi gambarku jelek dan tulisanku agak gak jelas, maaf ya,” kata Riri agak malu.
“Iya, gak papa kok,” kata cewek itu lalu membaca komik buatan Riri halaman per halaman.
Setelah selesai membaca cewek itu mengatakan bahwa gambar dan cerita komik buatan Riri bagus.
“Makasih,” kata Riri memasukkan buku komik buatannya sebelum ada yang melihat. Tapi sepertinya gak akan ada yang lihat, karna yang lain terlalu ramai memainkan ular-tangga hand made itu.
“Aku penasaran lanjutannya nih, cepetan lanjutin ya.. nanti kalau udah ada lanjutannya kasih tau aku, aku pingin baca,” kata cewek itu.
“Haha, iya,” jawab Riri sambil tersenyum karna agak senang komik buatannya di puji dan bahkan sampai-sampai di bilang penasaran dengan lanjutan cerita komik buatan Riri itu.
“Ah, oh iya.. namamu siapa ya? Hehe, maaf, aku belum begitu ingat nama-nama semua teman sekelas,” kata Riri sedikit hati-hati karna takut menyinggung dan membuat marah cewek itu.
“Namaku Vennesia Megumi, di sini aku di panggil Megumi..” jawab cewek yang ternyata bernama Megumi itu sambil tersenyum.
“Oh, kalau aku Riri,” kata Riri memperkenalkan balik dirinya.
“Aku sudah tau kok,” kata Megumi.
“Eh?”
“Kamu-kan yang ngebantu ngehias kelas banyak banget en kamu kan yang udh ngebuat kelas kita menang lomba pidato bahasa inggris,” jelas Megumi.
“Eh, hahaha..” Riri tertawa canggung.
Setelah itu Riri dan Megumi jadi semakin akrab karna kecelakan gambar komik itu.
 
*** 


Riri menunggu ibunya menjemput sambil jajan jajanan yang ada di luar sekolah. Kebanyakan temannya bawa sepeda atau naik bus. Tapi Riri tidak mungkin naik sepeda karna jarak rumahnya yang jauh, sedangkan naik bus? Tidak ada jalur bus yang melewati rumahnya. Riri gak ambil pusing kok di bilang anak mama, toh, dia emang anak mama bukan anak sapi. (maaf deh kalau jayus).
Setelah di jemput dan sampai rumah, Riri langsung menuju kamarnya yang mungkin lebih parah di banding kapal pecah karna terlalu berantakan. Siapa yang bilang kamar cewek itu lebih rapi dari pada kamar cowok. Mendingan jangan percaya deh, karna itu pasti bohong. Coba lihat deh kamar Riri, meja belajar berserakan kertas dan buku-buku yang sama sekali tidak di tata, selimut yang di biarkan belum di lipat, tempat tidur belum di rapikan, rak buku komik yang penuh dengan buku-buku komik yang sama sekali tidak terlihat akan di tata rapi sebelum dapat omelan dari ayah dan ibu Riri, tas sekolah yang langsung di letakkan di kursi, gantungan baju yang penuh di gantungkan jaket, topi, dan tas. Nah kalian bisa bayangkan sendiri seberapa “rapi”nya kamar cewek yang bernama Riri ini. Nah, sekarang apa kalian masih percaya kalau kamar cewek itu selalu lebih rapi dari pada kamar cowok? Gak selalu-kan? Inilah contoh nyata.
Setelah sholat dzuhur Riri memutuskan untuk tidur siang karna memang hari ini guru lesnya tidak bisa datang. Dulu sewaktu dia di SD, jangankan bisa tidur, dia saja tidak pulang ke rumah. Karna, SD kelas empat sampai enam pulang jam setengah empat setelah sholat ashar. SD Riri memang SD islam. Setelah itu, Riri langsung berangkat les, dan kira-kira baru sampai rumah jam setengah tujuh. Dan kalau memang ada latihan band, dia mungkin bahkan akan baru pulang pukul delapan atau sembilan malam. Dulu Riri memang mempunyai band, tetapi sekarang sudah tidak lagi karna susah berkonikasi karna berbeda sekolah. Band itu terdiri dari 5 anggota cewek, satu penyanyi, satu gitaris, satu drumer, satu bassis, dan satu pianis. Dan Riri mendapat peran sebagai pianis. Nama band yang sekarang sudah tidak aktif lagi itu adalah, THE GIRLS.
Riri memakai headset dari handphonenya. Langsung terdengar lagu Love Story -nya Taylor Swift. Dan Riri bersandung lirih mengikuti lagu itu.

We were both young when I first saw you
I close my eyes
And the flashback starts
I'm standing there
On a balcony in summer air

See the lights
See the party, the ball gowns
I see you make your way through the crowd
And say hello, little did I know

That you were Romeo, you were throwing pebbles
And my daddy said stay away from Juliet
And I was crying on the staircase
Begging you please don't go, and I said

Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes

So I sneak out to the garden to see you
We keep quiet 'cause we're dead if they knew
So close your eyes
Escape this town for a little while

'Cause you were Romeo, I was a scarlet letter
And my daddy said stay away from Juliet
But you were everything to me
I was begging you please don't go and I said

Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes

Romeo save me, they try to tell me how to feel
This love is difficult, but it's real
Don't be afraid, we'll make it out of this mess
It's a love story baby just say yes
Oh oh

I got tired of waiting
Wondering if you were ever coming around
My faith in you is fading
When I met you on the outskirts of town, and I said

Romeo save me I've been feeling so alone
I keep waiting for you but you never come
Is this in my head? I don't know what to think
He knelt to the ground and pulled out a ring

And said, marry me Juliet
You'll never have to be alone
I love you and that's all I really know
I talked to your dad, go pick out a white dress
It's a love story baby just say yes

Karna lagu itu selalu mirip dengan cerita pangeran dan putri yang di sukai oleh Riri. Lima menit kemudian setelah lagu itu di putar habis, dia pun terlelap.
 














2.      More and more friends...









Hari ini adalah hari yang paling di tunggu oleh murid-murid SMP Permata. Serasa suara detik jam terdengar begitu kencang. Seluruh kelas berwajah serius berpikir dan tidak ada satupun yang mengobrol kecuali dua guru yang mengawasi di depan kelas. Lalu terdengar bunyi bel.
Akhirnya! Ujian yang dilalui selama seminggu ini berakhir juga! Fiuh....!! Semua beban berat serasa hilang mendengar bel penyelamat itu.
Anak-anak langsung berlarian keluar sibuk merencenakan “penyembuhan setelah ujian”. Setelah ujian ini selesai maka akan ada kenaikan kelas karna ini memang ujian semester dua. Tinggal menunggu liburan dan akan masuk lagi ke tingkat yang lebih tinggi.
“Hei Ri, liburan mau kemana?” tanya Ken teman sekelas Riri.
“Halah, belum juga libur udah nanya mau liburan ke mana.. mikirin nanti remidi pa nggak dulu dong..” jawab Riri sambil membereskan barangnya di tas dan membawa tasnya.
“Yah, gak papa dong.. lagian kamu gak mungkin remidilah..” kata Ken sekenanya.
“Belum tentu juga kok.. aku gak kemana-mana liburan ini kayaknya.. mau bersemedi di rumah aja..” jawab Riri sedikit bercanda.
Liburan kenaikan kelas yang menempuh waktu tiga minggu sudah berakhir dan pelajaran sudah dimulai. Riri masuk ke kelas yang berbeda dari Nila, Mei, Sari dan Megumi. Dia masuk ke kelas VIII-C.
Dan Riri membuat ide untuk membuka persewaan komik secara tersembunyi. Pertama hanya di kelas sendiri, lalu menyebar sampai ke kelas yang lain. Dan Riri menjadi akrab dengan Yuna. Dia anak dari kelas VIII-E, sekelas dengan Nila dan Megumi. Dia yang paling sering menyewa komik Riri. Dan mereka berdua menjadi cocok karna sesama menyukai mangan dan anime. Dan entah kenapa Megumi juga ikut ketularan suka banget sama komik.
Salah satu komik yang paling di gemari Riri, Megumi dan Yuna adalah yang berjudul Alice Academy atau dalam bahasa Jepangnya Gakuen Alice. Setelah semester satu Riri baru tau kalau Yuna pintar sekali, khusunya di bidang Matematika. Dia rangking satu pararel di sekolah. Sedangkan Riri kadang rangking dua pararel bahkan sampai parahnya rangking empat pararel.
Setelah semester satu berakhir, OSIS angkatan Riri merencanakan akan mengadakan Pensi (baca: Pentas Siswa). Karna memang ketua osis angkatan Riri adalah Yuko, teman sekelas Riri. Dan hari ini akan diadakan.
Riri senang-senang saja, jadi dia datang agak pagi ke sekolah. Saat baru saja memasuki sekolah tiba-tiba saja Riri di berhentikan oleh Roy dan Nita, anggota osis sekaligus teman Riri.
“Ri, kamu jadi MC ya?” kata Nita.
“Eh? Kok mendadak?” jawab Riri cukup kaget karna tiba-tiba saja Nita memintanya jadi MC padahal acaranya tinggal beberapa jam lagi dan Riri sama sekali belum latian dan sama sekali tidak tau acara apa saja yang akan diadakan.
“Yah, plis ya Ri.. yang kemaren mau jadi MC gak bisa soalnya nanti juga ikut tampil..” kata Nita lagi.
“Tapi..” kata Riri ragu.
“Ayolah, gak papa kan Ri, itung-itung buat pengalaman.. nanti dibantu panitia dari belakang kok..” kata Roy ikut membujuk Riri.
“Iya deh aku mau.. tapi nanti resikonya tanggungan kalian sendiri lho ya..” kata Riri.
“Nah, gitu dong Ri.. nih rompinya..” Nita menyerahkan rompi pada Riri. Dan Riri langsung memakai rompi itu. Memang semua panitia memakai rompi dan MC juga dianggap panitia walaupun Riri tidak ikut osis.
“Lho? Kok dua?” kata Riri bingung karna di beri rompi dua.
“Satunya buat pasanganmu MC nanti.. kita belum nemuin.. kalo kamu mau sendiri nanti tinggal balikin rompinya ke kita kok..” kata Roy nyengir.
“Heeh.. jadi pasangannya juga belum di cari?” kata Riri pura-pura emosi.
“Belum.. hehe..” Nita ikut-ikutan nyengir.
“Iya deh aku cari..” kata Riri menyerah menghadapi kedua orang di depannya itu.
“Kita ke sana dulu ya Ri? Mau ngurus yang laen..” kata Roy menunjuk ke arah kelas yang ramai.
“Iya deh iya.. sono..” Riri mengusir halus.
Siapa coba yang mau aku jadiin pasangan MC dadakan? Batin Riri.
Riri lalu mendapatkan ide untuk mengajak Megumi menjadi teman untuk membawakan acara Pensi hari ini. Riri langsung bergegas menuju ke kelas Megumi. Masuk-masuk kelas Riri celingukan nyari Megumi.
“Eh, Nila.. Megumi udah dateng belum?” tanya Riri begitu melihat Nila.
“Megumi udah dateng, tapi..” jawab Nila.
“Tapi?” tanya Riri tidak mengerti.
Nila hanya menggunakan bahasa isyarat dengan mengarahkan matanya ke seorang cewek yang sedekap di mejanya dan sepertinya sedang menangis. Dan Riri langsung mngerti kalau itu adalah Megumi. Riri menghampiri Megumi dan bertanya pada Miki, teman sekelas Megumi yang sedang duduk di sebelah Megumi mencoba menenangkan Megumi.
“Kenapa?” bisik Riri pada Miki.
“Gak tau, kayaknya gara-gara cowoknya ngediemin dia atau gimana gitu..” bisik Miki dengan suara yang tidak kalah pelan agar Megumi tidak mendengar percakapannya dengan Riri.
“Hei Megumi.. kamu tu kenapa?” kata Riri sekarang bertanya langsung pada Megumi.
Megumi tidak menjawab dan tetap melanjutkan acara nangisnya.
“Gara-gara cowok? Ngapain cowok yang gak jelas itu kamu tangisin? Aku gak tau sih apa masalahmu sama cowok itu, tapi gak perlu deh kamu nangisin satu cowok.. perjalanan kita masih panjang.. cowok di dunia ini juga gak cuman satu kok..” kata Riri dengan berapi-api.
Sepertinya Riri mengambil perhatian Megumi sehingga Megumi memandang Riri walaupun tetap tidak bicara sepatah kata pun untuk membalas Riri.
“Kamu gak tau rasanya..” jawab Megumi lemah, dan mengalihkan pandangannya dari Riri.
“Aku memang gak tau rasanya.. tapi, ngapain coba kamu nangis? Apa air matamu bakalan ngebalikin semua ke adaan menjadi lebih baik? Nggak-kan?!” jawab Riri dengan yakin.
“Tapi aku gak percaya kenapa dia jadi kayak gitu.. padahal aku sayang dia..” kata Megumi masih mengalihkan pandangannya.
“Cowok emang nyebelin..” gumam Riri sangat pelan.
“Gimana kalo kamu nyoba ngelupain itu dengan cara kerja..” kata Riri.
“Kerja?!” jawab Megumi bingung.
“Yah, jadi MC bareng sama aku.. mau gak? Siapa tau dengan melakukan sesuatu suasana hatimu juga bakalan sedikit berubah dan lupa ma tuh cowok..” kata Riri.
Megumi tidak menjawab dan hanya menatap Riri sambil berfikir.
“Gimana?” kata Riri menyodorkan rompi ke Megumi.
Megumi masih diam tidak menjawab, sedang mempertimbangkan tawaran Riri untuk membawakan acara pensi hari itu bersama dengannya.
“Mau tidak? Kalau tidak mau, tidak apa-apa sih, nanti aku minta yang lainnya buat jadi MC..” Riri menarik kembali rompi yang dari tadi di sodorkan ke Megumi.
“Iya deh.. aku coba saranmu.. aku mau jadi MC bareng kamu..” kata Megumi menerima rompi yang di bawakan Riri.
“Nah, gitu dong.. jangan nangis aja.. senyum..” kata Riri sambil menampilkan senyum yang aneh.
Megumi tertawa garing melihat Riri yang sama sekali gak niat buat senyum itu.
“Sekarang mendingan kamu raup dulu deh di kamar mandi.. masa’ MC mukanya kusut.. Yuk..” ajak Riri sambil menawarkan tangannya untuk membantu Megumi untuk berdiri.
“Ya..” jawab Megumi menerima uluran tangan Riri.
Lalu Riri dan Megumi menjadi MC dadakan bersama di acara pensi itu. Walaupun Riri dan Megumi mencoba memeriahkan suasana dengan cara mereka membawakan acara secara berapi-api. Tapi, penontonnya pada garing. Cucian deh.
Gondok juga sih, yang bawain berapi-api yang di semangatin malah lemes. Tapi yah, terima aja deh, yang penting have fun aja. Di akhir acara memang ada Yuko dan Misa yang menampilkan dance modern dan tradisional yang di bawakan dengan mengenakan busana batik karnifal. Dan acara terakhir lagu di biarkan menyala dan anak-anak berhamburan untuk menari di tengah lapangan bersama-sama. Jangan tanya jenis tariannya apa ya, karna udah pada gak jelas itu tariannya apa, malah gak bentuk mungkin. Yang penting have fun aja kan.
“Gimana? Agak mendingan-kan? Daripada duduk diem, sedekep sambil nangis.. malah tambah kepikiran..” kata Riri pada Megumi yang sedang meneguk minuman.
“Iya, memang agak mendingan sih.. walaupun gak lupa seutuhnya.. makasih ya, Ri,” kata Megumi sambil tersenyum ke Riri.
“Hehe.. that’s friend are for,” jawab Riri sambil nyengir.
Megumi cuma senyum menanggapi jawaban dan sikap Riri.
“Ah, ikutan yuk.. keliatannya asik tuh nari-nari gak jelas di situ bareng temen-temen,” kata Riri sambil menunjuk ke arah teman-temannya yang lain yang sedang asiknya menari.
“Mm..” angguk Megumi sambil tersenyum.
Lalu Megumi dan Riri menyusul teman-temannya dan mengikuti tarian gak jalas, malah ada yang menyanyi sumbang. Tambah gak jelas aja. Gak papa kan? Have fun aja lage, toh sepertinya guru-guru juga gak keberatan tuh.
Mendengar lagu yang di putar yang sepertinya pass banget buat gak berhenti nari juga. Don’t Stop the Music-nya Rihanna. Semuanya menari mengikuti irama musik itu.

It's gettin late
I'm making my way over to my favorite place
I gotta get my body moving shake the stress away
I wasn't looking for nobody when you looked my way
Possible candidate (yeah)
Who knew
That you'd be up in here lookin like you do
You're makin' stayin' over here impossible
Baby I must say your aura is incredible
If you dont have to go don't

Do you know what you started
I just came here to party
But now we're rockin on the dancefloor
Acting naughty
Your hands around my waist
Just let the music play
We're hand in hand
Chest to chest
And now we're face to face

I wanna take you away
Lets escape into the music
DJ let it play
I just can't refuse it
Like the way you do this
Keep on rockin to it
Please don't stop the
Please don't stop the music

I wanna take you away
Lets escape into the music
DJ let it play
I just can't refuse it
Like the way you do this
Keep on rocking to it
Please don't stop the
Please don't stop the
Please don't stop the music

Baby are you ready cause its getting close
Don't you feel the passion ready to explode
What goes on between us no one has to know


        Semua terlihat begitu menikmati dan senang dengan pensi ini. Dan berakhirlah pensi SMP Pertama hari itu.

     
 ***

Ujian semester dua sudah di lewati dengan selamat (mungkin). Sekarang anak-anak SMP Permata sedang melewati masa liburan. Sebenarnya akan diadakan acara study tour seminggu setelah penerimaan raport. Saat ini mungkin anak-anak SMP Permata sedang mempersiapkan untuk study tour yang akan diadakan sekitar 3 hari lagi.
Riri memang mati-matian deh ngeyakinin orang tuanya buat ngizinin dia ikut ke acara study tour selama 3 hari yang menuju kota Bandung itu. Yah, akhirnya diizinin memang. Tapi dengan syarat harus selalu telpon saat mencapai suatu tujuan atau mau berangkat.
Malah di hari H-nya Riri dibawain bantal yang gak bisa di bilang kecil. Ya ampun, malu banget deh. Tapi, Riri lama-lama cuek juga kok. Toh, enak bisa duduk pake bantal empuk.
Bus yang di naiki Riri terdiri dari semua anggota kelas Vlll-C dan sebagian anggota kelas Vlll-D. Riri duduk bersebelahan dengan Silvia, anak dari kelas Vlll-D. Silvia bisa berkenalan dengan Riri dan akrab dengannya karna Silvia juga sering menyewa komik ke Riri. Komik faforit keduanya pun sama, yaitu The Great Detective Kiyoshiro Yumemizu dan Alice Academy. Silvia juga hampir mirip dengan Riri, sesama tidak menyukai dandan dan sama sekali tidak menyukai tampil feminim. Tidak suka pakai rok selain rok sekolah (itupun terpaksa pakai rok sekolah, karna memang sudah peraturannya). Saat Yuko teman sekelas Riri sekaligus ketua osis itu mendekati Riri setelah memakai bedak, Riri langsung bersin. Mungkin karna alergi bedaknya?
Oke, back ke ceritanya. Setelah itu Silvia dan Riri semakin akrab. Walaupun mereka berbeda kelas tetapi Silvia sering menghampiri kelas Riri untuk menyewa komik sama seperti Megumi dan Yuna.

Dunia selalu berputar, manusia di dunia ini akan terus mengalami perputaran.
Jika ada pertemuan maka akan ada perpisahan.
Karna itu, kita harus menjaga kenangan kita akan orang-orang yang telah kita temui.
(by : Tifa Zulfa Yasmin)
 











3.      Insiden Pindah Kelas












      “Selamat pagi anak-anak.. mulai hari ini kalian akan duduk di kelas lX-A, dan saya sebagai wali kelas kalian selama satu tahun ke depan.. saya dan guru-guru di sini adalah sebagai orang tua kalian di sekolah.. kita ini adalah satu keluarga.. keluarga besar SMP Negeri 11, dan pastinya di kelas ini kita adalah satu keluarga.. karna itu, jika ada masalah tolong di diskusikan bersama, dan jika masalah itu tidak bisa di selesaikan kalian bisa memanggil saya..” ucap panjang lebar Bu Rosi wali kelas lX-A.
      Riri dan kawan-kawan sudah duduk di kelas lX sekarang. Karna sistem di sekolah teman-teman sekelas lX adalah teman-teman yang sama dengan kelas Vll yang dulu.
Riri tidak duduk bersebelahan dengan Nila lagi, tapi dia duduk bersebelahan dengan Megumi. Nila duduk bersebelahan dengan Lisa. Lisa dulu juga satu kelas dengan Riri dari kelas Vll sampai kelas lX ini. Oh iya, ada juga yang satu kelas dengan Riri dari kelas Vll sampai kelas lX ini juga. Namanya juga Lisa. Kalau Lisa yang sekarang duduk bersebelahan dengan Nila itu nama panjangnya Lisa Widiawati. Sedangkan Lisa yang satunya namanya Lisa Listiana Dewi. Jadi Lisa yang satunya kita panggil Lilis.
Lisa sering di ejek dan di kerjain oleh Wipra dan Feno TABLOK (tampang bloon) ato TABLOIT (Tampang bloon idiot). Kasian juga sih. Yang paling sering itu Wipra, teman sekelas kita di kelas Vll dan kelas lX ini. Tubuhnya lumayan tinggi tapi kurus banget. Kulitnya sawo matang dan rambutnya keriting. Sedangkan Feno juga teman sekelas kami di kelas Vll dan lX. Kebalikan dari Wipra, Feno bertubuh pendek dan kulitnya hitam. Gak gemuk tapi juga gak kurus. Yah standart tapi gak sekurus Wipra.
Sedangkan Lilis saat kelas Vlll adalah teman sebangku Riri. Dulu mereka sering sharing tentang pelajaran. Dan Riri sering meminjam catatan Lilis juga, karna terkadang dia malas mencatat. Lilis juga suka menyewa komik pada Riri. Lilis suka komik yang serial cantik dan tentang cinta. Salah satu komik faforitnya adalah yang berjudul KISS-KISS.
Flash back selesai, balik lagi ke cerita. Megumi dan Riri cukup akrab, di pelajaran juga sepertinya mereka yang paling aktif menjawab pertanyaan guru. Tetapi terkadang mereka juga tidak luput dari teguran guru karna keseringan mengobrol saat pelajaran. Gak papa kan? Yang penting saat di tanya mereka bisa menjawab, pe-er dan tugas selalu di kerjakan, dan ulangan nilai gak jelek-jelek amat.
Pertama Riri di tunjuk untuk menjadi ketua kelas, tapi Riri langsung menolak, karna ibunya tidak mengizinkan dia menjadi pengurus kelas apalagi mengikuti osis. Sebenarnya dulu dia ingin mengikuti organisasi sekolah itu, tapi di larang oleh ibunya dengan alasan hanya akan mengganggu belajar dan sama sekali tidak menunjang pelajaran, akhirnya Riri mengurungkan keinginannya dan mengikuti ekskul bahasa inggris yang akhirnya tidak pernah di datangi Riri itu.
Akhirnya karna terus di paksa, Riri terpaksa menjadi Sie Keindahan. Sebenarnya dia ingin menolak lagi, tapi tidak enak, karna tadi dia sudah menolak untuk menjadi ketua kelas.
Saat acara menghias kelas Riri juga habis-habisan membantu untuk menghias, sampai membuat gambar-gambar chibi untuk hiasannya. Walaupun akhirnya tidak menang karna waktu menghiasnya tidak cukup tapi mereka cukup puas dengan keadaan kelas mereka itu.
Hari ini sedang pelajaran kosong karna gurunya sedang rapat. Anak-anak di kelas lX-A pun sibuk dengan urusannya masing-masing.
“Boseeeeen.... maen apa gitu yuk....” keluh Riri.
“Hla mau maen apa?” tanya Megumi heran melihat keluhan Riri.
“Apa aja deh....” kata Riri.
“Gimana kalo maen ular tangga? Aku bawa hloo..” kata Mei mengeluarkan kertas lecek dari tempat pesilnya. Ternyata itu adalah ular tangga hand made buatan Riri sewaktu masih di kelas Vll dulu.
“Masih kamu simpen Mei???” tanya Riri gak percaya melihat kertas lecek itu.
“Hehe, kan dulu kamu yang nyuruh aku nyimpen..” kata Mei cengengesan.
“Ckckck, yo masih di simpen..” timpal Lilis yang duduk di sebelah Mei.
“Udah gak bentuk kertas ya? Hahaha..” kata Megumi.
“Barang langka ini, harus di museumkan..” kata Riri bercanda dan tertawa sambil memegang ujung kertas itu.
“Nila, lihat deh.. ular tangga jaman purbakala masih ada lho.. main yuk..” Riri memberi tahu Nila sambil tertawa melihat ular tangga yang sudah rapuh itu.
Lalu mereka bermain ular tangga hand made jaman purbakala itu (namanya tambah panjang -.-‘). Tapi walaupun sudah lecek dan bisa sobek kalau tidak berhati-hati, tapi mereka senang karna merasa seperti bernostalgia jaman kelas Vll dulu.
 
 ***


Pagi ini seperti biasa Riri diantar oleh ibunya untuk menuju sekolah. Hari ini Riri datang lebih siang karna seperti biasa sangat susah untuk di bangunkan. Hari yang seperti biasa. Sampai Riri masuk ke kelasnya dan melihat ada teman-temannya yang sedang menangis. Termasuk Megumi teman sebangkunya.
“Lho? Kenapa ini?” tanya Riri bingung, karna baru saja dia datang di kelasnya sudah ada isak tangis teman-teman ceweknya.
“Gini lho Ri, katanya sebagian anak pada mau di pindah ke kelas lX-C. Nah, anak-anak pada gak mau..” kata Lilis menjelaskan.
“Emangnya kenapa kok pake pindah-pindahan segala?” tanya Riri lagi pada Lilis.
“Gak tau..” jawab Lilis sambil mengangangkat bahunya menandakan dia tidak tahu alasannya.
“Emangnya siapa aja yang di pindah?” tanya Riri lagi.
“Itu.. di pasang di sana..” sambung Lisa sambil menunjuk kertas yang di tempel pada tembok di sebelah mading kelas mereka.
Riri lalu langsung melihat siapa saja yang akan di pindah dari kelas mereka ini ke kelas lX-C. Kira-kira ada 3 anak cewek yang di pindah ke sana. Termasuk Megumi.
“Hh..” desah Riri.
Lalu Riri mendekati Megumi, “Meg, udahlah.. ngapain nangis? Gak akan ngerubah apapunkan?”
“Tapi aku gak mau di pindah!! Enak aja, kan janjinya anak-anak bakalan sekelas lagi sama temen-temen yang di kelas Vll dulu.. kok seenaknya mindah-mindah aku gitu?! Aku kan gak mau!! Kalau mereka tetep maksa sepihak gitu aku mau ngajak mamahku ke sini sekalian buat ngomong ma guru-guru yang sepihak itu!!” jawab Megumi panjang lebar penuh emosi sambil sesengukan nangis.
“Ya udah yo.. yang penting sekarang kita tanya guru-guru dulu aja, kok tiba-tiba mindah gitu aja..” kata Riri berusaha menenangkan.
Lalu Riri membawa Megumi ke tempat wakil kepala sekolah mereka di ruang guru khusus untuk protes dan menanyakan alasan pindah kelas itu. Di sana ada wakil kepala sekolah mereka Pak Han, guru bahasa inggris mereka Pak Tono dan guru matematika mereka sewaktu kelas Vlll, Bu Ines.
Riri dan Megumi langsung dipersilahkan duduk. Karna Megumi masih sesengukan nangis, Riri yang menanyakan alasan kenapa kok tiba-tiba ada acara pindah-memindah ini.
“Begini lho Riri, Dikpora itu baru memberi tahu banwa satu kelas tidak boleh satu agama saja.. jadi kami pindah sebagian anak.. tidak hanya kelasmu saja..” jelas Pak Han.
“Tapi pak, kenapa baru sekarang? Kenapa tidak sewaktu kita kenaikan kelas itu kelasnya mulai di atur kembali? Kalau begini kan anak-anak sudah terlanjur akrab dengan teman sekelasnya, jelas saja mereka tidak mau di pindah..” kata Riri.
“Itu karna insiden baru-baru ini..” kata Pak Tono berusaha menjawab pertanyaan Riri.
Riri berpikir dan berusaha mengingat-ingat. Memang akhir-akhir ini ada teroris yang terdiri dari sekumpulan orang islam mengebom di mana-mana.
Sementara Riri berpikir Megumi masih protes kepada guru-guru yang ada di sana.
“Pak, kalau boleh saya tahu.. siapa saja yang di pindah ya pak?” tanya Riri.
Lalu Pak Tono menunjukkan daftar murid-murid yang di pindah dan akan di ganti dengan siapa. Riri melihat Yuna dari kelas lX-E juga akan di pindah ke kelas lX-C. Lalu Yuna berpikir, jadi kelas lX-C itu kelasnya anak-anak pintar dong.
Megumi dan guru-guru di sana masih saling berdebat, bahkan Megumi nangis sambil emosi debatnya, sampai-sampai pakai ancaman segala. Guru-guru berusaha dengan sabar menanggapi protes Megumi.
“Kalau begitu, kalau kamu bisa menemukan teman sekelas kamu yang mau kamu ajak bertukar, ya tidak apa-apa.. lagipula kamu kan masih bisa bertemu teman-temanmu di waktu jam istirahat.. kamu tidak di pindah sekolah, hanya di pindah kelas saja!! Masa’ di pelajaran kamu juga mau mengobrol dengan teman-temanmu?” kata Bu Ines.
“Mana ada bu?! Kami kan sudah akrab.. mana ada yang mau aku ajak bertukar? Ya, bukan begitu bu.. tapikan suasananya lain, bu!! Bukan masalah mengobrol!!” jawab Megumi sambil emosi yang agak di tahan.
Suasana masih memanas antara Megumi dan Bu Ines dan terkadang ditimpali oleh Pak Han dan Pak Tono. Anak-anak dari kelas lainpun banyak yang ke kantor guru khusus ini untuk melaporkan teman-teman mereka yang juga menangis karna tak ingin di pindah. Riri hanya diam saja melihat aksi perdebatan Megumi vs Bu Ines.
“Bu, tadi ibu bilang kalau Megumi bisa menemukan pengganti yang mau dipindah Megumi tidak jadi di pindah kan bu?” tanya Riri kemudian yang melihat aksi perdebatan itu dan tidak tahan melihat Megumi yang terus menangis dan emosi.
“Iya..” jawab Bu Ines singkat.
“Kalau gitu saya mau menggantikan Megumi untuk pindah deh bu..” kata Riri akhirnya.
“Gak mau!! Kenapa kamu yang harus pindah Ri?! Aku gak mau!!” tolak Megumi setelah sedikit terkejut dengan keputusan yang diutarakan Riri tadi.
“Loh? Tadi katanya gak ada yang mau di suruh gantian pindah? Sekarang ada yang menawarkan diri kok kamunya malah gak mau?!” timpal Pak Tono.
“Gak papa-lah Meg.. aku gak papa kok pindah.. lagian habis gitukan kamu gak jadi pindah terus tetep ada di kelas lX-A bareng temen-temen.. gak usah nangis lagi.. aku cepet beradaptasi kok..” kata Riri sambil tersenyum ke arah Megumi, walaupun sebenarnya itu adalah keputusan yang agak berat yang di ambil Riri, karna dia juga terlanjur akrab dengan teman-teman sekelasnya itu dan tidak begitu yakin akan bisa cepat beradaptasi di kelas barunya itu.
“Tapi Ri..” jawab Megumi berusaha mencegah keputusan Riri itu.
“Udahlah.. aku gak papa.. itung-itung aku mau ngasah kemampuanku di kelas itu.. kayaknya orangnya pinter-pinter.. Yuna aja di pindah ke situ..” jawab Riri jujur sambil tetap tersenyum ke arah Megumi.
“Tapi aku gak mau pindah itu soalnya ada kamu di kelas lX-A!!” jawab Megumi agak emosi.
“Megu..” kata Riri.
“Aku gak mau pindah soalnya aku gak sekelas sama kamu.. tapi kalau kamunya malah pindah ngegantiin aku ya sama aja!!” kata Megumi masih agak emosi ke Riri.
Riri diam melihat Megumi yang menatapnya sungguh-sungguh dan agak emosi seperti ingin melahap Riri kalau Riri tidak mengganti keputusannya. Riri berpikir bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah ini.
“Kalau gitu, kamu ikutan pindah aja sama aku.. biar aku ngegantiin Tessa buat pindah.. semuanya sama-sama seneng-kan?” kata Riri tiba-tiba langsung terpikir sebuah ide.
Megumi terdiam mendengar ide yang di sampaikan Riri.
“Gak apa-apa kan? Di sana kelihatan banyak yang pinter, jadi kita bisa ngelatih kemampuan kita.. lagian itung-itung kita juga ngebantuin Tessa kok.. tapi kalau kamu gak mau, ya udah.. aku aja yang ngegantiin Tessa..” kata Riri.
Megumi masih terdiam, sebenarnya Megumi setuju dengan ide Riri, tapi mungkin agak gengsi.
“Gimana Meg? Mau gak? Kalau gak mau ya udah deh.. Pak Tono, aku ngegantiin Tessa deh pak..” kata Riri.
“Iya deh iya.. aku pindah bareng kamu!!” jawab Megumi agak malu.
Riri langsung nyengir mendengar jawaban dan keputusan Megumi.
“Nah gitu dong..” kata Riri masih nyengir kuda.
“Udah jangan nangis lagi..” kata BU Ines agak menggoda Megumi.
Lalu Riri dan Megumi kembali ke kelas dan menyampaikan ke Tessa bahwa Riri akan menggantikannya untuk pindah dan Megumi tetap ikut bersamanya untuk pindah ke kelas lX-C.
“Kok kamu jadi ikutan pindah sih Ri..” kata Wipra.
“Yah, mau gimana lagi.. kan aku mencoba memperbaik keadaan dikit.. itung-itung sekalian nemenin Megu gitu..” jelas Riri.
“Tapi kita kan juga gak mau kamu ikutan pindah..” kata Lilis.
“Kalau gak ada kamu kan gak rame Ri..” kata Lisa.
“Ngapain juga ada acara pindah-pindahan gini..” kata Feno nimpali.
“Kalian segitu gak pengennya aku pergi ya? Takut kangen ya kalo aku pergi? Tenang deh, aku bakalan sering-sering mengunjungi kalian..” kata Riri sambil nampilin wajah sok sedih dan terharu.
“Jaaaah.. gak jadi deh.. pergi sono..” kata Wipra.
“Kamu itu ngerusak suasana haru gini aja..” kata Lisa.
“Narsisnya kumat deh..” kata Nila.
“Riri.. Riri..” kata Mei sambil heran melihat kepedeannya Riri.
Riri dan teman-temannya termasuk Megumi tertawa bersama dan melupakan insiden di hari itu. Acara tangis-menangis di sekolahan pun juga membaik di kelas lX-A itu.


Waktu.. terus berpacu
Takkan pernah bisa untuk menunggu
Bila kau terdiam
kau akan ditinggalkan

Muda... masa muda
terlalu indah untuk kita sia-siakan
Bangkitlah berdiri dan teruslah berlari
Kejarlah semua mimpimu tuk meraih bahagia hidupmu
Hadapi segala rintangan
Pastikan menjadi yang terbaik

Akulah sahabatmu
Yang selalu ada untukmu
Kita saling berbagi
Dan saling melindungi

Ku bangga untuk dirimu
Tetaplah jadi sahabatku
Tunjukkan pada dunia
Arti sahabat yang kita miliki

(Mary Jane-Akulah sahabatmu)


 






4.      Senasib?!











“Gimana.. kalau ada aku cepet beradaptasikan..” bisik Riri saat sudah selesai mencatat catatan yang di berikan oleh Bu Desi, guru Kimia mereka.
Satu minggu setelah Riri dan Megumi pindah dari kelas lX-A ke lX-C. Mereka sudah bisa beradaptasi dan mulai akrab dengan teman-teman di kelas lX-C itu. Ternyata Yuna tidak jadi pindah karena dia tetap bersikeras untuk tetap bersama teman-temannya di kelas lX-E. Tapi tidak apa-apa, di kelas lX-C ini memang banyak yang pintar kok.
“Iya deh.. iya..” jawab Megumi lemas.
Riri bingung mendengar jawaban Megumi. Dia terlihat begitu lemas. Dan apalagi biasanya dia akan menyangkal kenarsisan Riri. Tapi sekarang dia asal menerima gitu aja.
“Meg? Kamu kenapa?!” tanya Riri sambil melihat Megumi.
Megumi terdiam, lalu tiba-tiba mulai brebes. Riri kaget melihat reaksi Megumi yang tiba-tiba itu. Lalu Riri maju ke tempat Bu Desi dan minta ijin untuk ke Ruang Kesehatan dengan alasan sepertinya Megumi sakit. Lalu diijinkan dan Riri juga minta tolong temannya untuk mengijinkan mereka jam pelajaran berikutnya. Setelah diijinkan Riri langsung membawa Megumi ke Ruang Kesehatan.
“Kenapa Meg?” tanya Riri kemudian pada Megumi saat berada di ruang kesehatan.
Megumi naik ke atas tempat tidur Ruang Kesehatan dan duduk bersender pada tembok, Riri duduk di sebelahnya.
Lalu Megumi mulai bercerita apa yang sebenarnya mengganggu pikirannya. Sebenarnya kakak sepupunya dan mantan pacarnya itu putus. Padahal mantan kakak sepupunya itu sahabatnya Megumi dan kakak sepupunya itu di anggap kayak kakak kandung sama Megumi. Tapi, kakak sepupunya itu minta Megumi buat gak usah temenan lagi sama mantannya dan mantannya kakak sepupu Megumi minta Megumi gak usah nemuin kakak sepupunya itu lagi. Dan Megumi di suruh milih.
Setelah mendengar semua cerita Megumi Riri terdiam sejenak untuk menelaah dan berpikir apa solusi yang dibutuhkan Megumi.
“Lha kamu maunya apa?” tanya Riri kemudian.
“Aku gak mau milih.. aku mau milih dua-duanya.. apa gak bisa kalau aku gak milih dan tetep ada di tengah?” kata Megumi melas.
“Kalau gitu kamu bilang aja yang kamu rasain ke mereka..” kata Riri.
“Gak bisa Ri.. mereka itu terlalu keras kepala dan meminta aku harus memilih salah satu di antara mereka..” kata Megumi.
“Ya terserah kamu dong.. itukan keputusan kamu.. kenapa mereka yang harus nentuin? Ya bilang yang tegas aja.. bilang aja kalo kamu gak mau memilih karna mereka berdua juga berarti buat kamu.. bilangin aja semua perasaanmu ke mereka berdua.. kalau mereka tetep gak ngerti juga.. bilang kamu gak milih dua-duanya kalau gitu..” kata Riri panjang lebar dengan agak emosi gara-gara mendengar keegoisan mantannya kakak sepupu Mehgumi dan kakak sepupu Megumi itu. Itu masalah mereka kok Megumi di ikut-ikutin.
Megumi diam sejenak memikirkan dan menelaah semua solusi (?) yang diberikan Riri kepadanya.
“Makasih ya Ri.. kamu enak ya, selalu bisa senyum..” kata Megumi yang masih lemas.
Riri terdiam mendengar perkataan Megumi. Pikirannya melayang entah kemana dan matanya sedikit menjadi sendu.
“Aku.. gak selalu tersenyum kok.. ini cuman buat ngehibur diriku sendiri aja..” kata Riri kemudian setelah terdiam cukup lama.
“Eh?” kata Megumi bingung tiba-tiba Riri berkata seperti itu.
Riri menghela napas panjang, “Janji kamu gak akan bilang siapapun? Walaupun ibumu, kakakmu bahkan kalau kamu nulis buku harian kamu gak akan beritahu?”
“Eh, iya.. lagian aku gak nulis buku harian..” jawab Megumi agak tergagap.
Riri terdiam lagi untuk beberapa saat seperti sedang memikirkan sesuatu dan senyumnya pun berubah menjadi senyum yang di paksakan menjadi terlihat sedih.
“Sebenarnya keluargaku ini mungkin termasuk keluarga broken home..” jawab Riri lirih sambil tersenyum pahit.
Megumi terkejut dengan kata-kata Riri. Tapi dia diam saja.
“Aku pernah buka hp ayahku, itu.. kayaknya ayahku selingkuh.. bahkan dulu ayahku pernah salah kirim ke hpku..” jawab Riri dengan muka yang tambah sedih dan tersenyum pahit.
Megumi melihat wajah dan senyum Riri yang tambah menyedihkan.
“Aku juga..” kata Megumi tiba-tiba.
“Eh?” Riri menoleh ke arah Megumi tanda tidak mengerti.
“Keluargaku juga keluarga yang broken home.. mama sama papaku sering berantem, bahkan sampai pecah-pecahan barang di rumah.. tetangga aja sampe denger..” kata Megumi lirih.
“Megumi..” kata Riri lirih.
“Dan kayaknya papa sama mamaku dua-duanya selingkuh..” kata Megumi tambah lirih dan sedih.
“Aku.. gak pernah bilang ke ibuku.. aku gak mau dia tau dan semuanya bakal tambah parah. Emang kadang-kadang ayah sama ibuku berantem dan ibuku juga sering bilang sama aku kalo nanti ibuku gak kuat aku harus nyiapin hati, sikap ayahku pun berubah derastis menjadi dingin..” senyum pahit di wajah Riri berganti dengan air mata yang mulai mengalir turun di pipi Riri.
Megumi yang melihat itu juga ikut menangis. Hati keduanya terasa seperti tercabik-cabik saat mengingat semua itu.
Mereka berdua terdiam dan hanyut dalam, perasaan dan pikiran masing-masing. Airmata keduanya sudah berhenti mengalir tapi perasaan mereka masih kacau.
“Kenapa orang dewasa begitu egois? Apa mereka gak mikirin perasaan kita? Dengerin. Lihat, perhatiin aku walaupun cuman sedikit!!” kata Riri tangisannya pun pecah. Megumi yang mendengar itu karena juga mengerti perasaan Riri juga menangis.
Mereka berdua menangis, menangis dalam jangka waktu cukup lama. Mengeluarkan perasaan yang selama ini selalu mereka pendam sendirian. Kesedihan yang serasa terus menggerogoti hati mereka. Seakan wadah untuk menampung kesedihan itu telah penuh dan sekarang menumpahkan segala yang mereka sedihi, dengan menangis bersama. Menangis bersama, berdua, saling memahami perasaan satu sama lain.
Setelah sekitar 10 menit keduanya berhenti menangis. Dan tenaga keduanya serasa terkuras habis karna digunakan untuk menangis tadi.
Riri menghela napas panjang, “Huff, enak juga gak ikut pelajaran bahasa indonesianya Bu Rini ya”.
“Haha, iya bener tuh..” jawab Megumi.
“Janji ya gak bakalan bilang siapa-siapa.. kalau kamu bilang-bilang rahasiamu juga bakalan bocor hlo..” ancam Riri.
“Iya-iya.. aku ngerti..” kata Megumi.
Megumi jadi teringat sesuatu dan melihat ke arah tempat tidur ruang kesehatan satunya. Ternyata ada adik kelas yang sedang terbaring di sana mungkin karena sakit.
“Eh, Ri.. kayaknya kita dari tadi ngomong kedengeran sama adeknya deh..” kata Megumi agak gugup.
“Hah? Biarin aja.. toh dia gak kenal kita.. dia bocorin juga gak ada untungnya buat dia.. tapi kalau dia bener-bener bocorin tu rahasia kita, bakalan aku cari dimana kelasnya dan kuabisin..” jawab Riri gak peduli dan sedikit bercanda.
“Yee.. serem amat..” jawab Megumi.
Lalu keduanya tertawa bersama. Kehidupan memang tak semudah yang selalu kalian pikirkan. Terkadang memang akan ada batu yang akan membuat kita tersandung. Dan saat ini kehidupan kedua orang ini terlalu banyak batu dan akan terus terjatuh, dan mereka mendekati jurang. Jika mereka tidak bisa mengatasi, mereka akan jatuh ke jurang itu. Jurang itu bernama, jurang keputus asaan.

Do you ever feel like breaking down?
Do you ever feel out of place?
Like somehow you just don't belong
And no one understands you
Do you ever wanna runaway?
Do you lock yourself in your room?
With the radio on turned up so loud
That no one hears you screaming

No you don't know what it's like
When nothing feels all right
You don't know what it's like
To be like me

To be hurt
To feel lost
To be left out in the dark
To be kicked when you're down
To feel like you've been pushed around
To be on the edge of breaking down
And no one's there to save you
No you don't know what it's like
Welcome to my life

Do you wanna be somebody else?
Are you sick of feeling so left out?
Are you desperate to find something more?
Before your life is over
Are you stuck inside a world you hate?
Are you sick of everyone around?
With their big fake smiles and stupid lies
While deep inside you're bleeding

No you don't know what it's like
When nothing feels all right
You don't know what it's like
To be like me

No one ever lied straight to your face
No one ever stabbed you in the back
You might think I'm happy but I'm not gonna be okay
Everybody always gave you what you wanted
Never had to work it was always there
You don't know what it's like, what it's like
(Simple plan – Welcome to My Life)


     
























5.      Falling in Love













“Bentar lagi tujuh belasan nih.. berarti nanti kamu bantu-bantu ngehias kelas ini dong Ri..” kata Megumi bersemangat.
Saat Megumi menoleh ke arah Riri, Megumi langsung kaget, wajah Riri di tekuk-tekuk, serem sama suram.
“Kamu kenapa Ri?” tanya Megumi heran.
“Nyebelin.. nyebelin banget..” gumam Riri bete dengan suara yang berat.
“Hah?” kata Megumi yang tambah dibuat tidak mengerti dengan jawaban asal-asalan Riri tadi.
Lalu Riri menceritakan apa yang membuatnya menjadi bad mood sepanjang hari. Di rumahnya dia punya tetangga yang bernama Ryan dan Kevin. Mereka berdua itu sepupu sekaligus teman Riri sedari kecil. Menjelang hari kemerdekaan Indonesia ini memang biasanya di perumahannya mengadakan lomba untuk anak-anak. Dan para remaja yang menjadi panitianya. Ryan dan Kevin ikut menjadi panitia tentunya. Tapi, nyebelinnya Riri sama sekali tidak di ajak. Dia kayak gak dianggep.
“Nyebelin..” tutup Riri setelah cerita panjang lebar ke Megumi dengan emosi yang meledak-ledak.
“Ryan? Kevin? Dulu yang kamu sering ceritain ke aku, yang sering berantem sama kamu waktu kecil itu kan? Yang dulu kalian bahkan bikin tim sepakbola itu?” kata Megumi.
“Iya..” jawab Riri galak.
“Ya udah.. yang sabar aja kalau gitu..” jawab Megumi santai.
Riri secara tambah bete karna temannya yang satu itu tambah cuek. Alhasil, Riri bete sepanjang hari.
 




 ***




Hari ini di perumahan Riri sedang mengadakan lomba dan Riri datang ke lomba itu. Dia memang membantu-bantu sedikit saat lomba. Memang hari itu hari sabtu, jadi lomba yang diadakan memang cukup sampai malam. Riri pun juga bisa mengikuti dan membantu acara lomba itu sampai di panggil oleh ibunya. Tapi, kadang-kadang emang di sambi telpinan sama Megumi sih.
Setelah lama gak keluar rumah (gak pernah keluar sama sekali), Riri, Ryan, Kevin, Mike dan Riko akhirnya bisa mengobrol lagi. Yah memang kadang-kadang Riri, Ryan dan Kevin sering agak beragumen sih.
“Mbak Riri kok gak pernah keluar rumah?” Riko memanggil Riri dengan memakai ‘mbak’ karna selain Riri memang lebih tua darinya mungkin karena sudah kebiasaan dari kecil.
“Yah..” Riri tidak bisa menjawab hanya sedikit tertawa.
“Ampe udah kayak rumah hantu tak berpenghuni.. gelap gitu..” kata Kevin ikut nimbrung.
“Hee.. enak aja.. rumah terang gitu di bilang rumah hantu???” kata Riri gak terima.
“Kayak gitu terang? Ckckck..” kata Kevin geleng-geleng.
Yang lainnya emang lagi sibuk ngurusin lomba, terus habis itu Kevin sama Riko di panggil untuk ikut bantu-bantu. Riri masih malas jadi liatin aja dulu. Ternyata ada satu anak yang tidak dapat pasangan. Anak itu seperti mau nangis. Jadi Riri deketin dan coba hibur.
“Riska.. sama mbak Riri aja yuk.. duduk sini..” kata Riri sambil menggandeng anak itu ke tempat duduk dekat tempat lomba-lomba itu diadakan.
Lalu anak itu duduk dengan Riri. Anak itu menjadi lengket dengan Riri. Yah, Riri memang penyuka anak kecil sih.
Lalu Kevin yang sepertinya sudah selesai dengan tugasnya duduk di sebelah anak itu. Jadi posisinya, anak itu ada di antara Riri dan Kevin.
“Eh Riska, sama kakak aja yuk..” kata Adik Kevin Tika kelas 2 SMP yang iseng mengajak pergi anak itu agar kakaknya dan Riri jadi duduk bersebelahan.
“Tika..” kata Kevin memperingati. Tapi anak itu sudah terlanjur di bawa pergi oleh Tika ke tempat teman-temannya.
Suasana antara Riri dan Kevin hening beberapa saat. Riri sibuk memperhatikan anak-anak yang sedang lomba dan kadang menyemangati mereka. Sebelum Kevin sempat bicara, Riri sudah pergi ke tempat lomba-lomba itu dan ikut membantu-bantu.
 

 ***


Dulu waktu dia kelas dua SMP dia memang diikutkan lomba untuk menemani Tika yang tidak punya pasangan. Tapi karna kesal kadang-kadang saat lomba memasukkan kelereng tangankan diikat, dia melepaskan ikatannya dengan teknik khusus. Kevin sampai sebal dengan tingkah laku Riri yang terus melepas ikatannya. Sampai dia ikat double, Riri tetap bisa melepaskannya. Melihat Kevin yang tambah kesal Riri malah tertawa puas. Tapi akhirnya Riri memang harus rela diikat karna di marahi panitia yang lain.
Lalu saat Riko tidak dapat pasangan, Ryan ikut lomba sebagai pasangan Riko.
“Huh, akhirnya kamu ngikut juga..” sindir Riri.
“Kalau sama panitia gini, udah pasti menang ya?” kata Ryan dengan senyum melecehkan ke Riri.
Riri dibuat sangat kesal oleh Ryan. Dan parahnya lagi si Ryan memang benar-benar menang dan mendapat urutan pertama dalam lomba itu.
Dari hari itu Riri terus-menerus pingin bersaing dan tidak mau kalah dengan Ryan.




Sudah seminggu sejak tujuh belasan berlalu. Hari-hari kembali seperti biasa. Tapi, di SMP Permata ada yang sedikit berbeda dan aneh malah. Yaitu cewek yang seminggu yang lalu muram sepanjang hari, tapi pada hari ini dia begitu riang dan wajahnya berseri-seri.
“Megumiii.. akhirnya datang juga.. dengerin deh..” seru Riri girang begitu melihat Megumi memasuki ruang kelas.
Megumi bingung akan sikap Riri yang tiba-tiba itu. Dia hanya duduk saja di kursinya yaitu di sebelah Riri.
“Kemarin si Kevin sms aku!!” Riri bertambah riang begitu menceritakannya pada Megumi.
“Hah? Masa’? Terus-terus gimana?” kata Megumi ikut bersemangat begitu mendengarkan kenyataan hal yang membuat Riri begitu bersemangat dan berseri-seri hari ini.
“Dia kemarin sabtu siang sms ke nomerku..” kata Riri memulai cerita.
“Terus?” kata Megumi penasaran dengan kelanjutan cerita Riri.
“Tapi, akunya lagi tidur siang jadinya gak kedengeran ada sms.. gak aku bales deh..” kata Riri polos tapi masih tersenyum.
Mendengar kelanjutan cerita Riri Megumi hanya bisa menatap Riri heran campur bingung dan memegangi kepalanya.
“Kamu itu emang bego..” Megumi menghela napas.
“Yah, habis aku lagi tidur sih.. hehe..” Riri cengengesan.
Megumi hanya bisa terheran-heran dengan perilaku Riri ini.
“Kamu suka sama Kevin ya?!” tanya Megumi kemudian.
“Hah? Aku? Suka sama Kevin?! Gak banget deh!!” jawab Riri sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Tapi, tadi buktinya kamu bahagia banget waktu Kevin sms kamu setelah sekian lamanya. Kalau kayak gitu bukan suka terus apa dong?” tanya Megumi sambil memandang ke Riri.
“Nggak.. nggak.. aku gak suka ma dia.. cuman kagum aja soalnya diakan pinter.. dia cuman aku anggep temen masa kecilku kok..” kata Riri sambil tertawa.
Megumi hanya bisa geleng-geleng dan diam dengan tingkah laku temannya itu. Dan dia bertanya dalam hati, sebenernya temannya ini polos atau bego sih?
 

 ***



Sejak hari itu Kevin jadi sering smsan dengan Riri. Dan itu hanya saat weekend saja. Riri pun memberikan nomer mxit Kevin dan Ryan kepada Megumi agar Megumi juga bisa mengenal mereka berdua.
“Eh, Meg.. lusa aku mau ke Jakarta sama selama seminggu..” kata Riri tiba-tiba pada saat jam istirahat.
“Hah?!” Megumi seperti tersedak makanan saat mendengar Riri mengatakan itu.
“Aku mau ke Jakarta selama seminggu..” ulang Riri lagi dengan cuek.
“Kok? Terus sekolahmu?” tanya Megumi masih tidak percaya dengan yang di katakan Riri.
“Yah aku libur selama seminggu juga dong..” kata Riri.
“Weh.. terus kok aku kamu tinggal selama seminggu?! Aku duduk sendirian dong?!” tanya Megumi lagi masih tidak percaya dengan semua kata-kata Riri.
“Hehe.. gak papa kan? Cuman seminggu doang..” kata Riri cengengesan tidak mengerti situasi apa yang sedang di hadapinya.
“Kok tiba-tiba kamu ke Jakarta ngapain?” tanya Megumi lagi masih tidak terima di tinggal sendirian selama seminggu.
“Sebenarnya ke Pekalongan dulu bantu Ayahku pindah.. terus baru ke Jakarta nemenin Ayahku rapat.. Habisnya sekalian.. gitu..” jelas Riri pada Megumi sambil menyeruput minumannya.
“Kok gitu..” kata Megumi masih tidak terima dengan pemberitahuan Riri yang mendadak ini.
“Yah gitu.. seminggu aja kok.. gak papa kan? Lagian mumpung pelajarannya belum ruwet-ruwet amat..” kata Riri.
“Iya deh..” jawab Megumi akhirnya dengan sangat terpaksa dan wajah di tekuk.

“Nah gitu dong.. tenang aja.. nanti aku bawain oleh-oleh kok..” kata Riri nyengir ke Megumi.
Megumi hanya diam sambil melanjutkan makannya.
                                   

 ***


Udara di ibukota negara Indonesia, Jakarta yang panas. Jalanan yang selalu macet dan di penuhi dengan kendaraan yang berlalu lalang itu sudah menjadi ciri khas kota ini. Karena banyaknya kendaraan polusi dan debu bertebaran di mana-mana.
Di sebuah hotel bernama Alila, Riri dan sedang bersantai di kamar itu. Riri dan keluarganya tinggal di hotel itu selama enam hari sambil menunggu sang ayah rapat.
Riri memencet-mencet tombol remot TV dengan malas mencari acara TV yang menarik untuk di tonton dan menghilangkan kebosanan. Saat itu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Dengan malas Riri ingin tidur, tapi dia mengubah pikirannya, dia memilih untuk jalan-jalan atau duduk bersantai di kursi kolam renang hotel, mumpung panas di kota Jakarta sudah mulai turun karena sudah menjelang sore.
Riri memakai sandalnya dan keluar dari kamar. Dia berjalan menuju lift di ujung lorong. Saat memasuki lift dia memencet tombol lantai 5 tempat kolam renang hotel itu berada. Saat di dalam lift dia mendapat sms dari Megumi.

Ri, aku di tembak..

Tentu saja Riri kaget dengan sms Megumi itu. Riri segera keluar dari lift karena di dalam lift sinyalnya jelek. Dia duduk di kursi santai di pinggir kolam renang. Lalu mengetik sms balasan dengan cepat dan lihainya.

Hah?! Sma sapa?

Setelah mengirim sms balasan itu Riri menunggu balasan dari Megumi. Dia memandangi kolam renang yang kosong tidak ada seorangpun. Lalu memandangi langit Jakarta yang dia pikir sama saja seperti langit di solo. Berwarna biru, warna kesukaannya dengan awan-awan putih yang menghiasi langit biru itu.
Karena keenakan melamun akhirnya sms balasan dari Megumi sampai juga di hp Riri, Riri langsung bergegas membacanya.

Aq d tmbak Ardi, tmn lesku.. romantis bgt cra nmbkna.. trima g nih Ri?

Setelah membaca sms Megumi itu Riri tersenyum sendiri sambil membayangkan Megumi yang sedang berbunga-bunga karena di tembak oleh cowok dengan romantis.

Loh? Kok malah tnya ak? Hla kmu ska pa ngg ma tu cwo?

Baru saja Riri mengirim sms balasan untuk Megumi. Belum sampe semenit sms balasan dari Megumi sudah sampai di hp Riri.

Hla iy, aq bngung ri..

Riri menjawab sms Megumi dengan senyum-senyum sambil membayangkan wajah Megumi yang malu karena di tembak. Riri melihat orang lain datang ke kolam renang itu, dia memutuskan untuk kembali ke kamar saja. Setelah mengetik sms balasan untuk Megumi, Riri masuk ke lift.

Ikutin kta htimu dong.. jngn ngikutin ak.. -.-‘

Riri sudah kembali ke kamarnya. Ternyata sekarang sudah jam 4. Cukup lama juga Riri bersantai sambil memandang langit yang biru dan kolam renang dengan air biru karena memantulkan warna dari langit.
Riri memutuskan untuk mandi dan bersantai berendam menikmati air hangat yang bisa menghilangkan rasa lelahnya sedikit demi sedikit.
Saat Riri keluar dari kamar mandi ternyata jam sudah menunjukkan pukul lima kurang seperempat menit. Sebentar lagi ayah Riri akan kembali dari rapat.
Riri tidur bersantai di tempat tidur dan gantian ibunya yang mandi. Riri menonton TV. Sambil bersantai sepertinya Riri melupakan sesuatu. Tapi apa ya? Pikir nanti deh..
Ayah Riri pulang dari rapat. Setelah ayah Riri mandi dan setelah maghrib, Ayah Riri mengajak Riri dan Ibunya untuk makan malam. Riri mengambil jaket dan hpnya. Saat ibunya menutup pintu Riri melihat layar hpnya. Ada 5 sms yang masuk.
Oh iya, lupa.. kata Riri dalam hati.
Semua sms itu dari Megumi. Karena Riri menjawabnya lama dan malah lupa kalau sedang smsan dengan Megumi.

Tp Ri, aq bngung bgt..

Ri?!

RIRI!!

Halooow???

Hh.. qm kla5an si Ardi udh q terima..

Riri yang sudah sampai di depan pintu hotel membalas sms Megumi sambil menunggu taksi yang sedang di panggilkan oleh pak satpam di sana.

Hehe, sori-sori.. tdi keenakan mandi.. ud kmu trima? Ciyee, jangan lupa PJny (Pjak Jdian) hlo..

Baru saja Riri mengirim sms itu, tiba-tiba ada sms masuk.
Cepet banget tu anak balesnya? Batin Riri karna mengira sms itu adalah dari Megumi.
Saat membuka sms itu Riri kaget sekaligus senang saat mengetahui dari siapa sms itu berasal. Ternyata itu sms dari Kevin.

Hai

Nah lho, smsnya singkat-padat-jelas-n mungkin ngirit pulsa gitu rasanya Riri senang sekali mendapat sms itu. Nah, kalau kayak gitu ceritanya masa’ dia cuman kagum sama Kevin? Yah, karena Ririnya aja yang keras kepala dan gak mau tahu makanya dia ngeyel.

Hai

Jawab Riri seperti mengkopi sms Kevin yang sama singkat-padat-jelas-dan ngirit pulsa itu. Riri agak jaim (baca: jaga image) gitulah.
Riri masuk ke taksi yang sudah datang dan duduk di kursi belakang bersama ibunya sedangkan ayahnya duduk di depan bersama pak sopir.
Saat sedang duduk sambil menunggu jalan yang agak macet dan memandangi lampu kota di kota Jakarta itu, Riri mendapat sms masuk di Hpnya.

Iy2.. PJny klo qm dah 5suk  aj.. lusa qm 5suk tho?

Ternyata itu adalah sms balasan dari Megumi.

Oke

Jawab Riri singkat, baru saja Riri mengirim sms itu, sms untuk Megumi sms balasan dari Kevin sudah masuk.

Seperti biasa ya.. rumahmu kayak rumah hantu tak berpenghuni.. gelap sama sepi

Riri tetap tidak terima rumahnya di bilang rumah hantu. Soalnya Riri sendiri takut sama hantu, kalau orangkan bisa di pukul, sedangkan hantukan nggak. Begitu pendapat Riri.

Y jlaslah gelap n spi.. org yg makai thu rmah lgi ad di jkt smua.. klo nyala terang n rme malah serem kale..

Riri sudah sampai di mal dan ayahnya langsung menuju the cost. Setelah sampai dan memesan makanan Riri memeriksa Hpnya lagi untuk menunggu pesanan.

Ke jkt? Ngapain?

Setelah membaca pesan Kevin dia langsung menjawab dengan lincahnya.

Liburan.. hehe..

Setelah 5 menit Kevin baru membalas smsnya.

Weh.. kan belum liburan..

Jawab Kevin bingung. Karena ini memang belum liburan.
Mereka terus smsan sampai Riri sudah kembali ke hotel setelah jalan-jalan lama. Sampai mereka saling memutuskan untuk tidur mereka baru menghentikan smsannya.
Riri tidur dengan tersenyum dan berharap bisa memimpikan pangeran yang di impikannya sewaktu kecil dulu.

Love looks not with the eyes,
but with the mind.
And therefore is
winged cupid painted blind
(Shakespare).
 




6.      Broken Heart















Hari keadaan SMP Permata sama seperti biasanya. Di koridor sekolah tampak sepi karena memang sedang pelajaran. Di seyiap kelas kadang terdengar suara guru-guru yang agak keras saat mengajar. Bendera merah putih berkibar dengan malas di lapangan.
Oh, tunggu. Di lapangan ada sebagian murid kelas lX C hormat pada bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan suara cempreng.
Ternyata mereka sedang di hukum karena tidak mencatat catatan yang di berikan guru olahraga saat di tinggal pergi. Dan Riri dab Megumi juga ikutan di hukum. Ternyata mereka memang sedang malas mencatat catatan itu. Mereka bermaksud pinjam catatan salah satu temannya. Sialnya malah kena hukuman.
Matahari yang bersinar terik seakan mengejek mereka yang sedang terkena hukuman. Angin panas yang berhembus di sekitar mereka seakan tertawa melihat mereka sedang di hukum itu.
Setelah guru olahraga itu merasa cukup puas menghukum mereka. Mereka di suruh kembali satu per satu ke kelas.
Saat istirahat tentunya Riri sudah mengomel-omel dan ngedumel. Tentunya di limpahkan bersama Megumi.
“Yang bener aja.. masa’ gitu doang di hukum!! Guru tempramental!!” kata Riri sambil makan semangkuk sotonya.
“Iya tuh nyebelin.. Ri, makannya pelan-pelan napa?!” kata Megumi.
“Aku tambah laper kalo lagi bete.. biarin.. untung aja kuahnya nggak begitu panas, akukan lidah kucing yang gak kuat panas.. lagian apa tadi itu bisa di bilang catatan?! Orang cuman di suruh nulis soal!! Mbok ya di suruh beli LKS atau gimana gitu lho!!” kata Riri masih ngomel-ngomel, menggerutu dan masih bete dengan insiden hormat pada bendera tadi.
“Bener banget.. dari pada nulis mbok mending beli LKS atau fotokopi.. ngapain nulis soal?! Mending juga ngerjain soalnya kan?!” jawab Megumi menyetujui pendapat Riri karena dia juga kesal di hukum dengan alasan seperti itu tadi.
“He.em.. gak modal banget deh..” jawab Riri menambahi sambil meminum marimas jeruknya.
Lalu saat kembali ke kelas Riri dan Megumi langsung duduk di tempat faforitnya tempat duduk kelas bagian pojok kiri depan dekat pintu. Mereka senang di sana. Walaupun terkadang mereka di tegur guru sih karena mengobrol di jam pelajaran.
“Eh, kamu kemarin nonton The Great Queen of Seondeok gak?!” tanya Riri pada Megumi.
“Iya, aku nonton..” kata Megumi ikut bersemangat karena membahas film korea yang menceritakan tentang sejarah itu.
“Ya ampun Bidam keren banget!!” kata Riri sambil membayangkan salah satu tokoh pria utama di serial itu.
“Iya, keren banget!!” kata Megumi ikut-ikutan mangeggumi tokoh itu.
“Tapi, kok kayanya agak mirip seseorang ya?!” kata Riri.
“Hah?! Siapa?!” tanya Megumi bingung dan penasaran.
“Tuh.. “ kata Riri sambil menoleh ke belakang dan teman sekelasnya sedang duduk dengan damainya.
“Apa?!” tanya cowok itu karena merasa di lihatin dan di bicarakan oleh Riri dan Megumi.
“Mirip si Arya?! Yang bener aja!!” kata Megumi sangat tidak terima.
“Coba deh liat!!” kata Riri membenarkan rambut teman cowok sekelasnya yang bernama Arya itu tanpa ijin dan seenaknya.
Megumi diam sambil memperhatikan Arya yang model rambutnya menjadi sama seperti Bidam itu.
“Apaan sih?!” Arya tidak terima karena rambutnya di acak-acak seenaknya.
“Iya igx!!” kata Megumi kaget.
“Tuh kan.. tapi aku tetep gak terima.. kenapa harus mirip dia sih???” kata Riri agak lebay (oke emang lebay).
“Aku juga gak terima..” Megumi menyutujui pendapat Riri.
Arya adalah teman sekelasnya. Dia itu biasanya bikin ribut. Dan hubungannya dengan Riri dan Megumi adalah bagaikan anjing dan kucing. Setiap mengajak ngomong duluan pasti adu mulut atau argumentasi dan selalu di menangkan oleg Riri dan Megumi. Terkadang juga mereka saling injak kaki (haha, kekanak-kanakan nih).

 ***


Malamnya adalah malam minggu. Dan ayah Riri sudah pulang dari pekalongan. Ayah Riri mengajak untuk ke mal di solo.
Di perjalanan itu Riri smsan sama Kevin.

Eh Ri, sejenismu itu sukanya apaan sih?

Setelah membaca sms Kevin yang tiba-tiba itu Riri kaget dan malu sendiri. Tapi dia tetap jaim.

Sejenisku?

Riri menunggu jawaban dari Kevin dengan berdebar-debar.

Iya, cewe gitu lho.. sukanya apa?

Riri masih berdebar-debar membaca sms Kevin itu.

Wah g tau tuh.. ak kan bkn cwe feminim.. stiap cwe keskaanny bda-bda dong.. tp klo kbanyakan cwe skanya di tembak langsung ma cwo..

Jawaban Riri memang agak memancing Kevin sih.

Itukan kalo kamu.. dia aja rumahnya di mojosongo.. masa’ aku harus kesana dulu cuman buat nembak?!

Saat membaca sms Kevin itu Riri serasa jatuh dari awan yang tinggi ke aspal yang keras dan kasar. Riri terpaksa harus terus smsan dengan Kevin saat itu. Karena kalau tidak nanti Kevin akan menyangka yang tidak-tidak pada dirinya.
Akhirnya smsan itu tetap berlanjut sampai Riri pulang dan sampai di rumah. Sekitar jam sembilanan dia bilang sudah ingin tidur pada Kevin. Padahal dia malah tidak bisa tidur dan hanya berhasil tidur selama satu jam.


 ***


Hari seninnya Riri ingin cepat-cepat bercerita kepada Megumi tentang apa yang di alaminya. Saat jam istirahat Riri dan Megumi duduk di tangga kecil dekat perpustakaan sekolah dan mulai bercerita di sana.
Ternyata Megumi juga memiliki masalah dengan pacarnya si Ardi. Karena temannya juga suka sama di Ardi katanya terus temannya memusuhinya. Dan sepertinya Ardi ikutan menjauhinya.
Kedua orang itu sekarang sama-sama lesu. Tak bersemangat.
Begitu terus berlanjut sampai cukup lama. Sampai hari ini saat pelajaran kosong di kelas lX C rame. Riri, Megumi, Billy, Fauzan dan Arya.
Billy memang tubuhnya agak kecil. Cowok ini memiliki rambut yang agak sedikit panjang dan agak di jabrikkan. Cowok ini memang agak cerewet dan mungkin hiperaktif. Cowok ini sering di panggil dengan sebutan unyil karena tubuh mungilnya.
Dan Fauzan adalah teman sebangkunya. Beda dengan Billy. Fauzan orangnya sangat pendiam dan penurut.
Sekarang Megumi sedang duduk di kursi pojok depan sambil membaca komik yang dia sewa dari Riri. Riri dan Billy sedang merencanakan ide iseng untuk mengisengi Megumi. Saat sudah membincangkannya dengan Billy, Riri langsung melihat ke tempat Arya yang ada di dekat Megumi dan menjalankan rencananya.
“Eh, Arya.. kamu bilango aishiteru ke Megumi dong..” kata Riri agak keras karena berjarak dua meja dari tempatnya.
Arya terdiam dan sepertinya merasakan adanya ide jahat di pikiran Riri langsung menggelengkan kepalanya tanda menolak.
Dan sepertinya Megumi mendengar apa yang di katakan Riri.
“Jangan macem-macem Ri.. aku thu gak akan ke jebak ya!!” kata Megumi membalas perkataan Riri yang sepertinya akan menjebaknya.
Riri hanya nyengir saat Megumi berkata begitu. Lalu Arya bertanya pada Megumi.
“Aishiteru itu apa tho?!” tanya Arya.
“Artinya aku suka kamu..” jawab Megumi polos.
Seisi kelas pertamanya bisik-bisik. Tapi sepertinya Riri sudah tidak tahan dan langsung berseru, “Cieee.. Megumi nih.. nembak si Arya!! Haha, katanya gak akan kejebak Meg?! Gak ada lima menit kamu bilang gitu lho langsung ke jebak.”
Megumi langsung menyadari dia memang terjebak dalam perangkap Riri dan Billy. Dia langsung tersipu malu dan agak bete.
Sial! Gumam Megumi pelan sambil melanjutkan membacanya.
Sejak saat itu Megumi dan Arya terus-terusan di pasang-pasangkan. Dan entah kenapa hal itu bisa terdengar oleh kelas lain.
                                   

 ***

Hari makin berlalu. Hari-hari itu memangs ering di adakan latihan ujian untuk kelas sembilan. Dan minggu depanpun SMP Permata akan mengadakan latihan ujian setelah pulang sekolah.
Saat ini Riri sedang berada di kamarnya. Mencoba untuk belajar tetapi rasanya kepalanya agak terasa pusing dan dia memutuskan untuk berhenti karena merasa percuma.
Dia tiduran di tempat tidurnya dan membuka mxit lewat hpnya. Cukup banyak orang yang ol di situ termasuk Megumi, Kevin dan Ryan.
Tiba-tiba saat Riri sedang chattingan dengan Megumi lewat situ, Kevin mengechat Riri.

Ri, aku udah jadian sama cewe yang aku ceritain ke kamu!! Kamu taukan?! Dan kamu udah aku kirimin mxitnya kan?!

Tiba-tiba dada Riri terasa sakit sekali. Dulu Riri memang pernah di add seorang cewe yang mengaku mengenal Kevin. Cewe itu kesukaannya memang mirip dengan Riri. Salah satunya adalah kesukaannya kepada warna biru.
Padahal Riri menyukai warna biru dengan arti yang terselubung. Biru mengandung makna yang berarti kesedihan, kesendirian dan kesepian.
Saat ini menunjukkan pukul sebelas malam dan Riri belum juga bisa tertidur. Dia malah membaca komik di situs onemanga.com
Seharusnya cerita yang ada di komik internet itu berakhir bahagia. Tapi tiba-tiba setetes air bening keluar dari mata Riri dan mengalir lembut ke pipi Riri.
Aku ini kenapa sih?! Tanya Riri dalam hati pada dirinya karena bingung dengan air mata yang tiba-tiba menetes itu. Karena dia memang sudah tidak pernah menangis lagi sejak kelas 3 sd.
Riri langsung menangis sejadi-jadinya malam itu. Menangis sendirian di dalam kamarnyab tanpa ada yang mendengar karna memang sudah tengah malam. Walaupun Riri memang inigin menghentikan tangisannya itu tetapi tetap tidak bisa. Airmata itu tetap mengalir dan tak mau di hentikan. Dada Riripun terasa sesak dan menyakitkan.
Jika begini yang rasanya cinta.. aku gak mau jatuh cinta lagi.. menurutku jika mau jatuh cinta kau harus siap untuk merasakan sakit yang amat sangat ini.. kata Riri dalam hati dengan airmata yang tidak bisa di hentikannya.


I'm not the type to get my heart broken
I'm not the type to get upset and cry
'cause I never leave my heart open
Never hurts me to say goodbye
Relationships don't get deep to me
Never got the whole in love thing
And someone can say they love me truly
But at the time it didn't mean a thing

My mind is gone, I'm spinning round
And deep inside, my tears I'll drown
I'm losing grip, what's happening
I stray from love, this is how I feel
This time was different
Felt like, I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life
Now I'm, in this condition
And I've, got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry

Maybe 'cause we spent so much time
And I know that it's no more
I should've never let you hold me baby
Maybe why I'm sad to see us apart
I didn't give to you on purpose
Can't figure out how you stole my heart

How did I get here with you, I'll never know?
I never meant to let it get so, personal
And after all I tried to do, to stay away from loving you
I'm broken heart and I can't let you know
And I won't let it show
You won't see me cry

This time was different
Felt like, I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life
Now I'm, in this condition
And I've, got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry
All my life...

(Rihana-Cry)
 





7.      When We Two Parted















Ujian Nasional yang di anggap oleh semua orang ujian yang paling menyeramkan itu sudah berhasil di lalui dengan selamat. Dan sekarang bahkan Riri sudah tidak perlu memikirkan tentang di mana dia harus melanjutkan sekolahnya. Karena dia sudah berhasil di terima di SMA impiannya. Walaupun dia masih tidak percaya karena bisa di terima di sana.
Riri juga sedikit demi sedikit bisa menyelesaikan masalahnya tentang Kevin. Megumipun sudah putus dengan Ardi walaupun sepertinya Ardi masih menyukai Megumi. Dulu di les-lesan pun Megumi sudah di temani oleh kakak sepupunya itu.
Pensi untuk perpisahan murid-murid angkatan Riri pun sudah di adakan. Tentu saja dengan Riri dan Megumi sebagai pembawa acaranya.
Saat ini Riri sedang menunggu Megumi dan Silvia. Silvia menjadi dekat dengan Riri dan Megumi juga di karenakan komik yang berjudul Alice Academy. Mereka sekarang menjadi teman dekat.
Riri terus menunggu Megumi dan Silvia. Tetapi mereka tidak datang juga. Riri menunggu Silvia dan Megumi di sekolah yang sepi itu sendirian bersama guru-guru yang memang terkadang lalu lalang di sana. Kata Megumi, Silvia tidak jadi datang ke sekolah dan dia akan datang ke sana.
Sudah 2 jam Riri menunggu Megumi. Megumi tidak datang juga. padahal sekarang hatinya sedang kacau karena teringat sedikit terhadap Kevin.
Setelah menunggu 2,5 jam Riri mendapat sms dari Megumi yang intinya dia tidak bisa datang. Riri kesal sekali dan merasa kalau dia hanya di kerjai. Lalu Riri meninggalkan sekolah dengan perasaan yang kesal.
Masalah itupun bertambah parah. Riri sangat marah terhadap Megumi dan Silvia, selain itu dia tak ingin kedua orang itu merasakan sakit yang sama jika terus berada di dekatnya.

 ***


Waktu belalu. Riri yang dulu menjadi ketua kelas saat MOS juga sudah berakhir. Waktu-waktu yang di lewati saat pensi bersama Megumi dan Silvia juga sudah berakhir. Sekarang adalah liburan rangka lebaran. Tugas dari SMA Riri sangat banyak tapi dia ingin menyelesaikannya sebelum tanggal 7 September ulang tahunnya. Walaupun Riri dan Megumi memang sedikit bertengkar, tetapi mereka sudah berjanji akan melewati ulang tahun Riri bersama di rumahnya. Riri sampai membuat kartu tarot sendiri dan dia berencana akan membuatkan coklat khusus yang dia pelajari saat ada tugas praktek bahasa inggris tetang Procedure di sekolahnya.
Tapi, semua itu tidak jadi. Di sebabkan karna Silvia bilang kepada Riri bahwa Megumi kecelakaan dan dia lupa ingatan. Riri yang tidak terima begitu saja malah marah terhadap Silvia. Dan secara diam-diam dia menelpon Megumi. Saat menelpon Megumi pun Riri menangis.
Sebenarnya Riri ingin berbaikan dengan Megumi. Tetapi karena perkataan kasar kakak sepupu Megumi, pacar kakak sepupu Megumi dan Silvia Riri tersakiti. Dan memutuskan untuk mengikuti keinginan mereka yang meminta Riri untuk menjauhi Megumi dan tidak usah masuk lagi ke dalam kehidupan Megumi.
Akhirnya di ulang tahunnya dia melewatinya sendiri di dalam kamar dengan menangis. Hujan deras pun turun saat ulang tahunnya. Sejak saat itu dia menjadi takut dengan hari ulang tahunnya. Dia menjadi dingin dan seperti tak memiliki ekspresi.


 ***


Megumi pernah menelpon Riri dan meminta maaf. Tapi sayang sekali saat itu memang sudah terlambat. Riri tidak bisa bertemu dengan Megumi lagi di karenakan hatinya yang sudah tersakiti.
Tetapi sekarang, hatinya memang sudah agak terobati karena hubungan keluarganya yang sudah makin membaik walaupun bekas luka itu tidak akan hilang. Dan dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Megumi. Dia memutuskan untuk bertemu Megumi terakhir kalinya.






















catatan penulis :
hehe, ini iseng-iseng di buat waktu smp. Cerita awalnya itu seharusnya 
tentang cinta sepenuhnya eh gak tau deh jadi suram begini.. haha..
selamat menikmati..
Tifa Zulfa Yasmin ^^

0 komentar: